Pages

Showing posts with label mellow. Show all posts
Showing posts with label mellow. Show all posts

Sunday, May 26, 2013

kalimat cinta dari murobbi


Aku mungkin terlalu terbiasa dengan cintamu yang cahaya, hingga harus kututup mata untuk meyakini semua benar..

Sore itu hujan ketika kami melingkar hangat di rumah murobbi tercinta..
“Apakah sasa sudah siap? Perasaan anti bagaimana?”
Diam, hanya bisa diam.
“Sa? Apa anti siap dengan seseorang yang berbeda manhaj dengan anti?”
“Aku nggak tau mbak..” akhirnya kubuka suara. “Aku nggak tau, benar-benar nggak tau. Yang jelas aku tau, aku masih ingin di sini..”
Si mbak terdiam, memandangku penuh makna. “Sa,, anti masih mampu di da’wah sa.. tenaga anti masih dibutuhkan di sini.. sepertinya permasalahan ini sebaiknya dipending dulu..”

Waktu itu tahun 2011, ketika tawaran datang dari seseorang bermanhaj salaf. Seseorang yang bahkan sudah berbicara pada orangtua saya. Sayangnya saya memang belum terpikir ke arah sana, sama sekali, dan akhirnya saya pun mengambil keputusan untuk mengikuti saran murobbi saya. Ya, saya masih ingin di sini, saya belum ingin menerima siapapun.. dan alhamdulillah, keputusan itu merupakan keputusan terbaik pada saat itu..

======

Waktu-waktu selanjutnya kemudian saya habiskan untuk fokus di da’wah,, bersama lingkaran hangat saya tersebut.. Sampai suatu ketika, tawaran itu datang kembali, dari seseorang yang berbeda, namun kali ini dari manhaj yang sama..

“Sa.. bagaimana pendapat anti?”
Lagi-lagi saya hanya bisa menjawab lirih, “Aku nggak tau mbak..”
“Orangnya memang insya Allah baik, Sa.. Dan alhamdulillah satu manhaj.. Tapi,, apa sasa sudah siap mengambil keputusan?”
Saya menggeleng waktu itu, “enggak mba,, belum... aku belum bisa,, aku belum mampu..”
Terdiam lama hingga akhirnya si mbak merengkuh kepala saya dengan penuh kasih, “ya sudah,, jangan dulu.. memang sepertinya beliau baik, tapi ada pendapat orang yang berkata lain.. Sasa di sini dulu aja ya..”
Masih di penghujung tahun yang sama, saya kembali mengambil keputusan itu.. keputusan untuk belum menerima siapapun.. dan saya bersyukur sekali, dalam masa-masa itu saya selalu dalam pengawasan murobbi tercinta saya,, karna ternyata keputusan itu tak pernah salah...

=====

Sampai pada akhirnya,, ternyata saya dipertemukan oleh seseorang yang diam-diam mencuri perhatian saya.. ya, seseorang yang belum lama saya kenal, tapi sudah berani menunjukkan kesungguhannya dengan mendatangi langsung orangtua saya..
Kembali, saya berbicara dua hati dengan murobbi tersayang..
“Sasa... bagaimana? Mbak kemarin udah baca proposal beliau...”
Bagaimana? Yang saya tau, sore itu terasa syahdu sekali, kami duduk bersampingan di lantai bawah kantor DP*.. kesyahduan itu ditambah keheningan dari saya, karna saya benar-benar tidak tau harus merespon apa.
“Mbak udah nyari info tentang beliau ke murobbi di atas mbak,, dan insya Allah beliau juga kader, Sa... Orangtua beliau juga da’i,, bahkan ibu beliau merupakan kader inti.. Insya Allah tujuan pernikahan ini merupakan salah satu kemaslahatan umat, Sa..”
Saya masih diam,, memandang bendera yang berkibar-kibar di seberang mata saya.. Apa saya benar-benar harus menyiapkan diri untuk menerima? Atau saya bisa mengambil keputusan seperti waktu-waktu terdahulu? Yaa muqollibal quluub...
“Sasa... udah istikharoh..?”
Saya menggeleng pelan, masih menatap hening pemandangan di kejauhan.
“Sasa istikharoh dulu ya,, insya Allah semoga diberi Allah jawaban yang terbaik..”

Ya,, dan kemudian butuh beberapa waktu bagi saya untuk memikirkan hal ini masak-masak.. menimbang segalanya.. menyusun pondasi-pondasi jawaban...
Dan di dalam proses itu,, entah sudah berapa kali kami (saya dan murobbi) berbicara dua hati.. yang tetap saja masih belum bisa membuat saya yakin jalan mana yang harus dipilih.. Persoalan ini benar-benar rumit menurut saya.. jika orang lain yang sudah saling cinta dan ingin menikah biasanya mendapat berbagai halangan entah dari pihak apapun, tapi cerita saya lain. Di cerita ini justru pihak lain lah yang telah bersikukuh meneguhkan, entah murobbi atau bahkan orangtua, tapi saya sendiri malah cenderung belum bisa memutuskan..

“Apa yang mengganjal di Sasa? Kenapa sepertinya justru nggak senang?” tanya beliau di sore yang kesekian.
“Aku... nggak tau mbak... Aku kayaknya belum bisa meninggalkan semua yang ada di sini.. aku masih ingin di sini mbak,, di da’wah ini... Aku kemarin juga udah bilang ke beliau,, kalau aku lebih ingin berada di sini,, dibanding apapun...”
“Sasa... menikah itu bukan berarti kemudian hilang dari amanah..
Justru dengan menikah seharusnya lebih banyak lagi amanah yang bisa diemban.. Dengan menikah, justru Sasa mendapat tambahan amanah baru.. entah itu sebagai istri, ataupun sebagai menantu, dan bahkan sasa mendapat amanah sebagai anggota masyarakat dengan status menikah itu... amanah ada dimana-mana Sa,, da’wah ada di mana-mana... kalau sasa mau, Sasa juga masih boleh ada di sini.. kami sangat menerima Sasa kok... walaupun kemudian, memang tanggung jawab Sasa kemudian pindah ke suami,, bagaimanapun juga da’wah ini tidak boleh mengalahkan bakti Sasa ke suami..”
“Hhh... nggak tau mbak...”
Si mbak memegang tangan saya pelan, “apa yang sebenarnya mengganggu Sasa? Apa yang mengganjal?”
Saya waktu itu cuma bisa tertunduk, berusaha mengumpulkan segala keberanian untuk mengatakan ganjalan terbesar selama ini. “Aku... nggak mau ngelangkahin Mbak... Mbak kan belum menikah.. harusnya mbak dulu, baru aku...”
“Ya Allah, Sasa.... nggak boleh bilang seperti itu, Sa..” si mbak menepuk punggung tangan saya berkali-kali. “Sasa percaya kan kalau jodoh itu sudah ada yang mengatur? Sasa percaya kan kalau jodoh masing-masing orang itu tidak pernah terlambat? Nggak ada kata ngelangkahin Sa,,, nggak boleh bicara seperti itu.. Mbak nggak apa-apa kok kalau Sasa yang menikah duluan,, nggak jadi masalah Sa.. Yang jadi masalah justru kalau amanah Sasa tidak terkondisikan setelah Sasa menikah..
Bismillah,, sasa dimantepin aja ya Sa.. insya Allah ini yang terbaik bagi Sasa maupun bagi umat... Barokallah...”

=====

Dan akhirnya,, saya benar-benar memilih jalan itu... ya, saya memilih jalan menerima seseorang itu... seseorang yang kemudian kini menjadi suami saya, dan saya sangat bahagia telah memilih jalan itu.. Saya bahagia ketika akhirnya melangkahkan kaki ke jenjang itu, hingga sekarang, dengan mengikutsertakan segala keping-keping kalimat cinta dari murobbi saya.. Seperti kata suami saya yang begitu cinta dengan tarbiyah, saya juga.. saya cinta dengan tarbiyah ini, dan juga dengan murobbi saya.. Karna di jalan da’wah inilah kami menikah... :’) 
#dan saya juga cinta dengan suami saya ;) hehe




catatan hati seorang istri

Telah kutinggalkan cemburu disudut kamar gelap
telah kuhanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir dari mataku 
telah kukabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hati,,,
....yang terhampar di tiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjangku...




Saat cinta berpaling,.. dan hati menjelma menjadi serpihan-serpihan kecil... saat prahara terjadi... saat ujian demi ujianNya terasa terlalu besar untuk ditanggung sendiri, kemanakah seorang istri harus mencari kekuatan agar hati dapat terus tetap bertasbih?... -Asma Nadia

****kemanakah? bukankah hanya kepada Allah semata kita seharusnya mengadu? :)

Tuesday, April 23, 2013

kamu yang berulangtahun ;)

Hey kamu yang disana, iya, kamu ;)
Ketika selesai membaca tulisan ini, kau akan tau kenapa aku menuliskannya untukmu, my dearest sister :)

Tak terasa sudah belasan tahun aku memilikimu sebagai adik,, dan sekarang usiamu sudah akan berganti menjadi 17 saja :’)

Kau tau? Lebih dari 16 tahun sebelumnya, aku pernah mendoakan untuk kehadiranmu. Ya,aku menginginkan seorang teman untuk bermain di rumah, begitu pikirku ketika kecil. Menjadi cucu tertua memang sedikit membosankan bukan? Di rumahpun belum ada saudara yang seusia ketika itu, padahal kami tinggal lengkap dengankeluarga besar.

Maka aku berdoa kepada Allah, aku mendoakan untuk kehadiranmu.
Dan Allah Yang Maha Baik ternyata mengabulkan doaku itu..
Terbukti usia kita yang hanya terpaut sedikit tahun.

Tujuh belas tahun lalu, ketika kau keluar dari rahim ibu kita yang terkasih, adabanyak doa di sana, bersamamu. Doa-doa dari orang tersayang, tak hentinyamendoakan agar berkah Allah menaungimu. Sedangkan aku? Ah, aku bahagia sekali waktu itu. Akhirnya aku punya seorang teman bermain di rumah.

Aku menjagamu dan ibu setiap hari, bahkan ketika keluarga yang lain bergantian pulang dan istirahat, aku tidak. Aku tidak meninggalkan kamarmu dan ibu. Aku tidur dikasur samping ibu, sedikit-sedikit menengok ke arahmu, takut kamu menangis ataubutuh apa. Berbekal gamewatch untuk mengusir rasa bosan yang sesekali melanda, aku bertekad untuk menjaga kalian waktu itu.

Masih sangat teringat ketika suatu hari padhe Was’an menjengukmu dan ibu. Aku dengan antusiasnya memperkenalkanmu, anggota baru keluarga kami. Tapi kejadian selanjutnya membuatku sebal. Pakdhe justru menggodaku dan bilang kalau akan membawamu pulang, menjadi anak beliau. Aku melotot. Nggak boleh, itu nggak boleh terjadi. Kamu kan temanku bermain, kalau kamu dibawa pakdhe, lalu besok aku main sama siapa?

Aku ingat sekali, sepanjang hari itu aku nggak berhenti melepaskan pandanganku dari arah pakdhe yang terus menggendongmu. Aku terus membuntuti pakdhe kemanapun pakdhe bergerak. Dan ketika pakdhe benar-benar membawamu ke luar kamar, kemudian menuju pintu depan, aku langsung mengejarnya. Pakdhe nggak boleh ngambil kamu, kamu kan temanku.

Hmm...sebuah kisah yang pasti bukan hanya aku saja yang masih ingat, tapi juga keluarga kita yang lain.. Betapa ngototnya aku ketika itu –dan juga sampai sekarang—karna nggak mau kamu diambil pakdhe, atau siapapun..

Nggak terasa kau kini sudah tumbuh besar ya? :) Ingin rasanya menyampaikan banyak hal padamu, tapi aku sadar jika diri ini sangat terbatas dalam berkata-kata.. Maka inilah yang ingin kukatakan padamu..

Detik demi detik berlalu, begitupun dengan tahun. Kita sama-sama tau, sudah banyak yang kau lalui untuk sampai di hari ini, di detik ini.. Dan memang tak hanya ada suka di sana, tanpa luka ataupun duka. Kita sama-sama menyadari, bahwa kita belum sempurna dalam menghadapi beberapa kejadian, baik itu kejadian suka maupun yang luka, meski terlebih sering kejadian luka lah yang mengambil porsi lebih besar.

Taukah kau? Ketika kau menangis saat itu, ketika kau merasa air matamu tak kunjung habis juga, aku bisa merasakan itu. Ya, seperti aku bisa merasakan hati ini ikut sesak ketika kau tersakiti, atau saat  takdir memilihkan jalan yang berat kepadamu, aku bisa merasakannya. Karena hatiku terluka ketika itu. Hatiku ikut menuntut keadilan Allah untukmu. Bagaimana mungkin orang yang slalu kusebut namanya di sholat-sholat malamku justru Ia buat menangis tak henti seperti itu. Berkali-kali ujian itu datang padamu, dan berkali-kali pula aku menuntut kenapa tidak semua luka itu diberikan kepadaku saja, semuanya, tanpa sisa. Hingga kau tak akan lagi merasakan kesedihan, dan satu-satunya yang terukir di wajahmu adalah kebahagiaan.

Tapi kemudian kita sama-sama mengerti, bahwa setiap potongan kejadian ini akan mendewasakan kita. Inilah cara Allah, untukmu dan untukku. Maka kemudian kita hanya bisa meneruskan cerita. Kita cukup bertahan dulu, dan mempercayai jika sakitnya pasti akan berlalu. Benar, kita memang bisa melupakan saat-saat kita bersedih dan terluka, tapi aku tau sakitnya tetap akan terkenang; dada yang perih, perasaan yang tak pernah cukup diwakilkan pada kata-kata. Barangkali sudah kering air mata, dan kita tak perlu menangis lagi, tapi sensasi hangat yang menjalar di tebing pipi kita masih akan tetap terasa,, saat- saat dimana kita jadi manusia yang lupa cara bicara.

Aku tahu rasanya seperti apa. Tapi tenanglah, masih ada banyak doa yang bersamamu.. Kau hanya perlu yakin, selama kau terus berjalan, pasti akan ada suatu titik dimana hatimu akan mengatakan, "Ini. Di sini aku menemukan penuh kebahagiaan."  Maka, ketika itu kau bisa memutuskan untuk berhenti berjalan dan tinggal. Menikmati sejenak kebahagiaan itu.

Sebelum kau selesai membaca tulisan ini, kau harus mengingat satu hal.. "Selesaikan apa pun yang kamumulai". Hidup adalah hidup, selesaikan. Kalaupun kau dihantam dari segala sisi kehidupan, jangan berhenti. Selesaikan 'pertandingan'mu. Jadilah orang yang berjiwa besar. Terima kekalahan jika memang kau kalah, dan berbagilah kebahagiaan jika kau menang.

My dearest... Kau kini memang membacanya ketika usiamu menginjak angka 17. Tapi besok, entah beberapa bulan lagi, setahun, atau jauh setelah ini, jika kau merasa lemah, kaubisa membaca tulisan ini lagi, lalu bangun dan berjalan lagi.. Terus saja sampai 'pertandingan'mu berhenti. Apa pun, jangan sampai kau yang memutuskan untuk berhenti, karna kau punya banyak tangan yang akan mendorongmu berjalan. Biar Allah yang memutuskan kapan kau boleh berhenti..

Untuk itulah tulisan ini kubuat, untuk mengingatkanmu tentang orang-orang yang ada di belakangmu untuk mendukungmu dan mendoakanmu. Bahwa seperti ketika kau lahir di dunia ini, kamipun masih berbahagia membersamaimu dalam tujuh belas tahun ini, mendoakanmu agar selalu dalam kebaikan..

Tulisan ini, aku akhiri disini.., barokallahufiy umrikum my dearest... :)


Thursday, February 14, 2013

dia yang kurindu... :')

"Tunggu mas ya,, insya Allah besok kamis mas pulang,, jum'at pagi udah di jogja :)"

Alhamdulillah,,, tiga hari ini saya sedang bahagia.. ^_^ kenapa?
karena si mas mau pulang ke Jogjaa.. ^__^ #lompat2 kegirangan

Eouforia kepulangan si mas ini mungkin cukup berlebihan dan dramatis, sampai-sampai semua teman kampus saya tau tentang hal ini gegara dari kemarin senyum saya nggak ilang-ilang dari wajah, hihihi. Tapi saya nggak takut dibilang lebay kok, toh nyatanya saya memang kangeeennn bangett sama suami ganteng saya itu T^T

Ternyata saya memang terlalu menganggap remeh LDR... Kemarin-kemarin (beberapa hari setelah akad), sewaktu si mas meminta ijin buat balik ke Bandung tanggal 6 Februari, saya langsung mengijinkan.. Nggak kepikiran apa-apa pas itu.. Sewaktu si mas bilang kalau di Bandungnya bisa sampai 1 bulan, dan ke Jogja lagi baru sekitar Maret, saya tetep aja ngijinin si mas buat pergi..

Setelah beberapa waktu berlalu... Setelah beberapa hari mulai terbiasa hidup bersama suami sholeh ini dan mulai terbiasa melakukan segala aktivitas bersama beliau,,, ternyata saya mulai nggak rela kalau ditinggal pergi sama si mas...

Mendadak jadi kepikiran banyak hal..

Kalau si mas pergi nanti, lalu siapa yang nanti jadi temen balapan jalan cepat ketika mau sholat ke masjid,,? siapa yang nemenin sholat sunah di rumah,, siapa yang nemenin ngaji dan mbantuin ngoreksi bacaan,, siapa yang nemenin pergi ke kajian-kajian,, siapa yang nemenin nyelesaiin buku-buku tentang pernikahan.. Belum lagi, siapa yang nanti nemenin silaturahim ke orang-orang perihal kegiatan masjid,, siapa yang nemenin ke kampus,, yang nemenin jalan-jalan dan yang lain..... :"O

Huhuhu dan hari-hari menjelang kepergian si mas fix menjadi hari-hari yang sangat dramatis dan mellow dalam sejarah hidup saya.. T_T

Tapi saya berusaha menanggapinya tetap positif,, saya benar-benar menggunakan sisa-sisa waktu itu to have some quality time bersama suami saya..

Walaupun tetap saja, ketika hari H menjelang, ketika kami bangun tidur untuk menunggu waktu shubuh, air mata saya tidak dapat ditahan lagi... Tanpa sadar air mata saya terus menetes... Si mas yang menyadari air mata saya langsung memeluk saya dan berkata, "Tenang aja,, nggak akan lama,, cuma satu bulan..."

Dan saya tambah menangis... mendadak menyesali keputusan saya yang sudah mengijinkan beliau pergi satu bulan... huhuhu.. T,T

Saya masih ingat sekali, hari itu saya nggak pernah berhenti deg-degan... Saya bahkan menjadi kacau sewaktu memasak untuk sarapan, sampai akhirnya si mas memutuskan untuk ikut masuk dapur, yang sayangnya justru membuat dapur tambah kacau... hehehee... tapi hal itu kini menjadi kenangan manis sendiri buat saya... :')

Waktu diantar ke kampus untuk praktikum pun, saya juga nggak melepas tangan beliau sejenak pun, saya hanya takut nanti saya lupa bagaimana rasanya..

Dan datanglah detik-detik itu...
Detik-detik sebelum keberangkatan si mas.. Kami masih menyempatkan untuk sholat isya' bersama, berjama'ah, berdua saja, tak mau diganggu orang lain..
Detik-detik itu merupakan detik sholat paling syahdu bagi saya, saya menangis dalam tiap rokaat, mengingat besok paginya saya sudah tak sholat bersama beliau lagi..

Sampai di stasiun,, di sana sudah ada umi mertua dan juga adik ipar saya,,
umi tampak begitu khawatir pada saya dan menawarkan untuk menginap saja di rumah beliau.. Tapi saya menggeleng, justru di rumah beliau lebih banyak lagi kenangan saya bersama si mas, dan saya belum kuat untuk menghadapinya sendiri...

Kami kemudian berbincang-bincang di loby menunggu kereta si mas datang, walaupun lebih banyak umi dan adik ipar yang bersuara, saya sudah nggak bisa lagi mengeluarkan suara waktu itu..

Keretapun datang,, si mas salaman dengan adiknya, kemudian umi, dan terakhir ke saya..
Saya menangis lagi waktu itu, dan langsung dipeluk si mas... yang justru makin menambah deras lagi air mata saya..

Akhirnya ketika si mas pamit, ketika tangis saya masih saja nggak berhenti, umi memeluk saya kencang sembari memberikan nasihat,, dan mencium kedua pipi saya.. Bahkan umi mengajak saya pergi ke Malang bersama abah mertua juga, agar saya nggak terlalu bersedih.. Yaa Allah,, terimakasih telah memberiku umi mertua terbaik di dunia... :""")

Setelah hari itupun, saya seperti orang kehilangan separuh jiwa, karna jiwa saya terbawa ke Bandung.. Sampai akhirnya suara si mas kemarin lusa membangkitkan lagi semangat saya,

"Tunggu mas ya,, insya Allah besok kamis mas pulang,, jum'at pagi udah di jogja :)"

Euforianya memang sangat terasa ya, apalagi ini udah H-1.. ^^v Di rumahpun saya juga jadi heboh sendiri hehe, dari kemarin berusaha menyelesaikan semua tugas kampus supaya waktu si mas di Jogja bisa full bareng sama si mas... ^o^
#doakan saya yaa ^.^

Yuk mari bersih-bersih lagi.. ^__~
pict source : komikmuslimah

how do I miss you so much, dear... :"")


Friday, July 13, 2012

You can't save me


I guess there's no use
I'm screwing up every little thing I ever try to do
I'm born to lose

God must hate me
cursed me for eternity
God must hate me
maybe you should pray for me
I'm breaking down and you cant save me
I'm stuck in hell and I wanna go home

So what in the world am I suppose to do?
I never did anything to you
So can't you find something else to do?

God must hate me cursed me for eternity
God must hate me maybe you should pray for me
I'm breaking down and you can't save me
I'm stuck in hell and I wanna go home

God must hate me
I wanna go home

You can't save me
God must hate me now
=God Must Hate Me-Simple Plan=

Its about those days when you can't do anything right and you feel like the whole world is against you, or like "God must hate..." you.


I'm born to lose
God must hate me, he cursed me for eternity

Saturday, June 23, 2012

I need some help..

Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place,
Like somehow you just don't belong
And no one understands you?

Do you ever wanna run away?

Do you lock yourself in your room,
With the radio on turned up so loud,
That no one hears you're screaming?

No, you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like..
To be like me..

To be hurt,
To feel lost,
To be left out in the dark,,
To be kicked when you're down,,
To feel like you've been pushed around,,
To be on the edge of breaking down,,
And no one's there to save you..

No, you don't know what it's like,,
Welcome to my life..

Do you wanna be somebody else?
Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around?
With their big fake smiles and stupid lies,
While deep inside you're bleeding..

You don't know what it's like,
what it's like.. to be like me..
=welcome to my life; Simple Plan=


Sometimes I ask myself,, do I need some help?
I cant stand this pain,, I cant make it go away..
Im sick of this life,, I just want to scream..


How could this happen to me.. :(

Saturday, June 9, 2012

Luka


Semua luka akan sembuh, tapi tidak semuanya akan hilang..


Beberapa luka akan menyisakan bekas—tanda bahwa sebuah peristiwa pernah ada. Memang tak ada lagi darah, nanah, daging yang koyak, atau kulit tersayat. Tapi jejak terlanjur terpacak dan manusia biasa tak bisa mengulang waktu untuk kembali ke masa lalu.



Benar, kita bisa melupakan saat-saat kita bersedih dan terluka, tetapi sakitnya tetap akan terkenang; dada yang perih, perasaan yang tak pernah cukup diwakilkan pada kata-kata. Barangkali sudah kering air mata, dan kita tak perlu menangis lagi, tetapi sensasi hangat yang menjalar di tebing pipi kita masih akan tetap terasa: saat-saat di mana kita jadi manusia yang lupa cara bicara.



Lalu pada saatnya kita akan tertidur, barangkali karena kelelahan. Dan ketika kita bangun, entah apa yang terjadi: dada kita sakit seperti baru saja dihantam ladam. Napas kita jadi berat, ada jerit yang menggumpal jadi sesak yang mengganjal di leher kita yang majal.



Sesungguhnya, di sanalah kita ingin sendiri: mengasingkan diri dari kebisingan, mengakrabi ruang-ruang hati milik kita masing-masing. Bukan untuk jadi pengecut: Kita ingin sendiri karena kita menyadari bahwa kita manusia biasa yang mungkin terluka.



Kita hanya ingin sendiri. Sendiri saja. Sesekali menangis tidak apa-apa. :)





Read more: http://www.fahdisme.com/2012/01/luka.html#ixzz1xJN5dKQC

Sunday, May 13, 2012

what doesn't kill you, makes you stronger!

"Harus ada yang dikorbankan sha,, nggak boleh mendzalimi diri sendiri kayak gini.." -Ifah said

"Nggak boleh terfosir berlebihan.. Badan kamu juga punya hak untuk istirahat.." -Lulut said

Beberapa waktu lalu memang sempat nggak bisa membagi-bagi prioritas,,
antara mengerjakan PKM yang lolos didanai, mengerjakan proyek-proyek penelitian buat international conference (masih ribet urusan birokrasi sama dekanat), mengerjakan 2 proyek buku da'wah, jadwal mentoring yang semakin bertubrukan, belum lagi  kerjaan sebagai editor buat materi kuliah dosen-dosen saya tercinta itu.. Dan ternyata dugaan saya memang salah, saya nggak bisa mengerjakan semua itu sendirian.. Saya ternyata nggak bisa jadi wonder woman yang bisa total sukses di semua bidang..

Cukup beruntung karna IP masih diatas 3 koma terus (walaupun belum bisa mencapai IP 4 yang saya harapkan), paling nggak orangtua jadi nggak memarahi karna saya terlalu sering pulang malam untuk rapat.. Permasalahan adalah ketika ada banyaknya hafalan yang sekarang lepas,, sampai-sampai saya sering ditegur Ifah untuk muroja'ah lagi dan mbuat program tahfidz bareng dia.. Saya yakin, untuk kedepannya juga pasti akan terus seperti ini,, akan smakin banyak lagi yang saya korbankan jika saya tidak segera menentukan prioritas.. #menghela nafas

Akhirnya... keputusan saya sudah bulat,,
jreng jreeng,,,,
prioritas saya sekarang adalah :
kuliah, hafalan, mentoring, buku, penelitian.

Insyaallah akan mulai selektif lagi terhadap organisasi. Dan keputusan saya sudah bulat, saya akan meninggalkan semua organisasi yang ada di kampus. Kecuali BEM karna bendahara umumnya cuma saya.. Semoga tahun depan bisa lepas dari BEM, aamiin :)

#membulatkan tekad #bismillaaah :')

Ifah says : "Heyyy jangan nyerah yaa ('▿^),, hidup kamu masih panjaang \(^__^)/"

Sunday, January 29, 2012

calon bidadari surga.. :)

"mbak sha, aku takut mati.."

Siang itu begitu terik, bahkan kampus cemara yang biasanya sangat teduh sebagai tempat naungan untuk melingkar pun hari itu mendadak tak bersahabat. Dan akhirnya, atas bujukan bidadari-bidadari kecilku, kami berpindah ke warung makan nasi bakar. Alhamdulillah sejuk. Setidaknya angin masih berkenan menyapa lembut lingkaran kami.

Seharusnya materinya melanjutkan bahasan pekan lalu yang belum selesai, tentang shiroh 'Aisyah. Tapi hari itu bidadari-bidadari saya meminta pembahasan tentang akhirat, lengkap mulai dari dosa-dosanya hingga bagaimana ketika sudah berada di hari akhir besok. Okelah, challenge accepted. Saya sekaligus membatin, sepertinya memang sedang masa-masanya untuk tobat ya? Hari itu kedua lingkaran kecil saya meminta bahasan yang sama, berturut-turut .__.

Dan pernyataan itu terulang kembali. Pernyataan yang juga dicetuskan oleh seorang bidadari saya di lingkaran yang berbeda, masih di hari yang sama,

"Mbak Sha,, aku takut mati.."

Lagi, dan seperti di lingkaran sebelumnya, pernyataan itupun tak cukup hanya sekali. Selalu disertai cetusan-cetusan dari bidadari yang lain,

"Aku takut neraka mbak,,
aku takut ninggalin dunia ini.."

Saya hanya tersenyum pelan pada mereka. Karna jauh didalam lubuk hati, sayapun pernah berfikir seperti mereka.. Bahkan tak jarang saya merenungkannya hingga air mata tak berhenti menetes.

Saya menatap bidadari saya satu per satu,,

"tidakkah kalian rindu pada Rasulullah?

tidakkah kalian merindukan Abu Bakr?

tidakkah kalian.. ingin menatap Sang Pencipta?"

nafas saya sedikit terhenti saat kalimat terakhir itu terucap. Dan memoripun terulang kembali pada hari-hari dimana saya sering merenungkan tentang kematian.

"seandainya kalian tau,
mbak pun sering merasakan itu.. betapa takutnya menghadapi kematian, betapa malunya ketika besok malaikat mempertontonkan amal perbuatan mbak selama di dunia,, dan betapa betapa yang lainnya..

ah,
bahkan mbak yakin,
saat tiba hari yaumul hisab besok, sekedar mengangkat kepala saja pasti mbak nggak berani.."

"tapi lalu mbak sha ingat,
tentang sebuah cita yang selalu mbak nantikan wujudnya,

mbak sha sangat ingin bertemu mereka,
orang-orang yang sangat mbak cintai..

mbak merindukan Rasulullah,,
mbak ingin menatap langsung cahaya matanya -yang nggak diragukan lagi- akan membawa ketenangan buat jiwa kita,
mbak ingin mendengar langsung tutur katanya yang lembut,
mbak ingin mencium tangan sosok agung itu..

lagi, mbak merindukan Abu Bakr,,
mbak ingiin sekali bertemu langsung dengan sosok ksatria itu,
sosok sahabat sejati, cerminan umat yang utama,
tokoh yang selalu mbak idolakan,
lengkap dengan kebijaksanaannya dan segala kemuliaannya.."

"banyak sekali orang yang mbak rindukan..

termasuk sosok tegar Umar bin Khattab, sang pedang Allah,
yang selalu membuat mbak tertawa sedih ketika membaca shirohnya..

tertawa tentang bagaimana gigihnya perjuangan beliau berusaha mengalahkan segala amal ibadah Abu Bakr, dan bagaimana lucunya karna beliau selalu kalah.. -ya, Abu Bakr selalu menang dengan segala kemuliaan ibadahnya,,

tapi lalu mbak hanya bisa sedih, mengingat salah satu ucapan Rasul yang berbunyi,
**seandainya amal ibadah Abu Bakr dan Umar digabungkan, itu bahkan masih lebih berat jika dibandingkan dengan amal ibadah seluruh umat di dunia ini**

ah, lagi, keutamaan mereka membuat rindu ini semakin menggebu,,
bahkan nyaris tak tertahankan lagi..

dan semakin hari, justru yang mbak rasakan adalah,
mbak ingin segera menghadapi kematian itu..

mbak sangat sangat merindukan mereka..

walaupun mbak sadar,
tak mungkin amal ibadah mbak yang tak ada apa-apanya ini bisa membuat mbak dikumpulkan Allah dalam satu tempat bersama mereka,
tapi mbak meyakini sebuah janji Allah,
bukankah Ia akan mempertemukan hambaNya dengan orang yang ia cintai ketika besok di akhirat?

maka cukuplah cinta ini yang terus mbak simpan,
cinta yang mbak harap cukup untuk membujuk Allah agar mempertemukan mbak dengan mereka,,

dan cinta yang juga harus kalian pupuk mulai sekarang,,

hingga akhirnya besok,
kalian tak akan lagi takut terhadap kematian,,

hingga akhirnya justru kalian lah yang akan merindukan kematian itu,,

hingga suatu saat nanti, kalian berani untuk berkata:

**Allah, aku siap berjumpa denganMu..**
:')"

Kita pasti bisa menjadi orang-orang yang dirindukan surga,,
we are going to be huurun 'iin,,
kitalah calon bidadari surga,, aamiin.. :)

Friday, January 27, 2012

senja ini

"sha, dari skala antara 1 sampai 10,
perasaan sedihmu sore ini punya nilai berapa?"

"11"

........

"bagaimana kami bisa tersenyum,
jika orang yang biasa membuat kami tersenyum

kini justru tak tersenyum?"

.....

"lalu untuk apa air mata dicipta?
hidup tak hanya tentang bahagia"

...

"Allah sangat sayang sama sasha,
ini hanya ujian kecil untuk cintamu padaNya"

..

"senyum.
karna suatu saat
Allah akan mengganti tangisan itu

dengan ribuan kebahagiaan"

.
.
.
:')
nadaakal islamu fa aqbil.. yaabnal islami litas ma'ahu..

Thursday, January 26, 2012

ada kalanya...

ada kalanya kita seperti kedua mata,
tak pernah berjumpa, tapi slalu sejiwa..
kita menatap ke arah yang sama,
walau berbeda tempat,
bersama mengagumi cahaya bulan
dan berucap subhanallah..

kita menangis bersama,
meski tetap tak berjumpa,
dalam kecewa, sedih, ataupun gembira,
duka dan bahagia,,
dan berucap alhamdulillah..

tapi..
kadang kita perlu menjadi kedua tangan,,
berjumpa dalam membersihkan segala kotor dan noda..

seperti kedua tangan,
berjumpa dalam sedekap shalat,
berjama'ah menghadap Allah..


barangkali, cinta mampu menduga-duga,
sampai dimana rindu mampu melepas sayapnya..

terbang lebih tinggi, atau jatuh dan menyerah di daratan bumi..

Friday, January 20, 2012

dan rindu itu menganga kembali...

aku merindukanmu ukh..
selalu dan selalu, tiap detik aku tak henti merindukanmu..

dan rindu itu hadir kembali saat melihatmu pagi kemarin..
menyeruak lagi ke permukaan hati, dan kini menganga lebar di relung..

tak kusangka kau masih berkenan menyapaku kemarin,
walaupun kondisinya telah sangat berbeda kini..

aku slalu ingat bagaimana ramainya kita dulu saat masih duduk sebangku di sekolah..
bagaimana histerisnya kita jika bertemu di sekolah,
slalu saling teriak kemudian berpelukan..

bahkan aku masih ingat bagaimana serunya ketika kita membahas berbagai hal,
tentang film, musik, pelajaran, makanan, dan apa saja,
sekedar berangan-angan tentang cita-cita pun kita lakukan..

ah alangkah indahnya masa itu

kita membumi, melangkah bersama,,

kita ciptakan hangat sebuah cerita..

seandainya kau tau, rinduku ini tak pernah main-main..
tak pernah kuhentikan menyebut namamu didalam doa..
tak pernah berhenti pula air mata ini menetes untukmu..

aku merindukanmu ukh..
kami merindukanmu..

ukh,, ingatkah kau tentang secuil memori penting kita?
tentang kelompok lingkaran kecil yang dulu sempat kita bina..

masih ingatkah kau dengan mereka?

seandainya kau tau, bukan hanya aku yang merindukanmu,
mereka juga ukh..
mereka sangat sangat merindukanmu..

bahkan mungkin, kerinduanku padamu tak ada apa-apanya dibanding kerinduan mereka..
tak rindukah kau dengan mereka?

bagi kami, kau adalah cahaya ditengah kegelapan..
kau adalah rindu yang tak terungkap..
kau adalah kekasih kami..

saat duka bersama, tawa bersama,,
satu persatu memori terekam..
dalam api semangat yang tak mudah padam..

merindukanmu mungkin salah,,
mungkin kau tak mau mendengar kata-kata orang tak penting sepertiku,,

tapi hatiku melagukan itu setiap waktu..

hingga kuharap hujan deras menenggelamkanku,
hanyutkanku sampai didepanmu..

memikirkanmu mungkin salah,
tapi otakku suka sekali melakukan itu

semilir diantara penat,
walau perlahan hatiku sakit terlumat,
sadar betapa jauhnya dirimu sekarang sahabat..

mencemaskanmu mungkin salah,
tapi aku akan menyesal jika tak melakukannya..

huff,,
tak maukah kau kembali bersama kami, kawan?
tak maukah kau berjuang lagi di barisan ini?


hei, sejak kapan kita bisa memagari otak kita dengan papan
"rasa rindu dilarang masuk"??

ana syauqi fillah.. :'(

Saturday, January 14, 2012

Allah knows..

When you feel all alone in this world
And there’s nobody to count your tears
Just remember, no matter where you are
Allah knows,, Allah knows..

When you carrying a monster load
And you wonder how far you can go
With every step on that road that you take
Allah knows,, Allah knows..

No matter what, inside or out
There’s one thing of which there’s no doubt
Allah knows, Allah knows

And whatever lies in the heavens and the earth
Every star in this whole universe
Allah knows,, Allah knows

You see we all have a path to choose
Through the valleys and hills we go
With the ups and the downs, never fret never frown
Allah knows, Allah knows

Every grain of sand, in every desert land, He knows..
Every shade of palm, every closed hand, He knows..

Every sparkling tear, on every eyelash, He knows..
Every thought I have, and every word I share, He knows..

Allah knows..


Matiku saja untuk-Mu, apalagi hidupku.. :')