Pages

Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Monday, August 5, 2013

Lulus Sekolah Ramadhan


Masyaa Allah,, nggak terasa hanya dalam hitungan hari saja Ramadhan akan segera meninggalkan kita,, dan Syawal akan segera menghampiri.. Sedih? Pasti.. Kapan lagi kita akan bertemu dengan bulan penuh berkah, yang bahkan tidur pun bisa mendapat pahala? :(

Nah, mumpung masih tersisa beberapa hari lagi, yuk kita cek sudah sejauh mana kita berprogres di bulan Suci ini.. :)

1. Kedatangan ke Masjid
Biasanya nih ya, orang-orang yang barusan masuk bulan Ramadhan pasti nggak ada yang mau menunda-nunda sholat. Nggak ada lagi deh adzan berkumandang kok masih bengong nggak jelas di rumah. Semuanya serempak-kompak memenuhi shaf-shaf di masjid, bahkan sebelum iqomat pun masjid sudah ramai sampai ke shaf terakhir. 


Nah, sayangnya, pemandangan ini hanya berlangsung di pekan-pekan awal Ramadhan. Sisanya? Cek diri sendiri yuk, "masih semangatkah aku mengisi shaf-shaf di masjid?" :)

2. Interaksi dengan Al Qur'an
Masih ingat dengan target awal di bulan Ramadhan? Ada yang menargetkan khatam beberapa kali, ada yang bersikukuh untuk menghafal sampai beberapa surat Al Qur'an. Nah, sudah hampir selesai nih Ramadhannya, sudah tercapai kah target-target kita itu? Jangan sampai justru sekarang semangatnya sedang loyo ya.. :)

Dalam Al-Quran Allah S.W.T berfirman:

Sesungguhnya telah datang kepada kau cahaya kebenaran (Nabi Muhammad s.a.w) dari Allah dan sebuah Kitab (Al-Quran) yang jelas nyata kebenarannya dengan itu Allah menunjukkan jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada sesiapa yang mengikut keredhaanNya dan denganya Tuhan keluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada cahaya (iman) yang terang benderang dengan izinNya dan dengannya juga Tuhan menunjukkan mereka ke jalan yang betul dan harus.
(Surah Al-Maidah: 14 &15)
Nah, yuk buka lagi Al Qur'annya mumpung pahala masih berlipat-lipat ganda di bulan Suci ini! Mari ditambah lagi halamannya yang dibaca, banyakin lagi ayat-ayat yang dihafalkan, ;)

3. Tingkat Pengelolaan Emosi
Apa saja yang bisa mengurangi pahala ketika berpuasa? Marah? Gosip? Berbohong? Semuanya >,<
Hari-hari terakhir Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk melihat lagi segala peringai kita dalam bertutur kata.. Masih kah kita menjaga lidah dari kesia-sian? Sudahkah kita menjauhi perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri dan bahkan saudara kita? :"

                                       
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba itu berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia fikirkan -baik atau buruknya-, maka dengan sebab perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur dan sudut barat.” (Muttafaq ‘alaih)
 

4. ZIS (Zakat-Infaq-Shodaqoh)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ramadhan biasanya membuat orang-orang jadi rajiin sekali ke masjid. Entah sholat fardhu, kajian rutin, pengajian masyarakat, buka puasa, sholat tarawih, atau bahkan menghidupkan sepuluh malam terakhir dengan i'tikaf. Semuanya di masjid. Dan hal itu mau-nggak-mau jadi mempersering interaksi orang-orang dengan kotak infaq.

Nah, sudah memasuki hari-hari terakhir Ramadhan dan sebentar lagi masuk bulan Syawal, masih ada kah sifat berbagi di diri kita? Masih semangatkah untuk menyisihkan sedikit rezeki kita untuk orang-orang yang nggak mampu? Yang lebih penting lagi : sudahkah kita membayarkan zakat fitrah? Jangan sampai kita keluar dari bulan Ramadhan dengan melupakan hak-hak orang yang kurang mampu ya.. :)


Pada suatu hari Rasulullah SAW sedang beserta para sahabatnya,
lalu datanglah seorang laki-laki dan bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah Islam itu”?
Nabi menjawab,
"Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, dan engkau dirikan shalat wajib dan engkau tunaikan zakat yang difardhukan, dan engkau berpuasa di bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim dari abu Hurairah).


5. Tingkat Kesabaran
Kita hampir sampai di penghujung target... Apa sih tujuan kita berpuasa tiga puluh hari? Untuk menahan hawa nafsu! Dari apa? Ya dari semua nafsu duniawi : makanan, emosi, syahwat, lisan, dan sebagainya.

Ketika kita berpuasa, yang biasanya bisa makan tiga kali sehari, sekarang makan cuma boleh dua kali, itu pun di pagi buta dan di senja ketika matahari tenggelam. Ketika kita berpuasa, yang biasanya Al Qur'an aja jarang dibuka, eeh seketika itu kita jadi manusia yang getol banget buka Al Qur'an. Yang biasanya sedikit-dikit nggosip, sekarang jadi menutup mulut rapat-rapat. Hehehe, iya kan? :)


Jadi sudah jelas di sini, tujuan akhir dari sekolah ramadhan ini adalah untuk membentuk pribadi muslim-muslim yang tawadhu' terhadap dunia, membentuk muslim yang berkualitas secara jasmani dan rohani.. Pertanyaannya, sudah sepertikah itukah kita sekarang? :""( Yuk, mumpung masih ada waktu, manfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai kita gagal mencapai tujuan-tujuan mulia itu ya! ;)

6. Istiqomah
Gimana? Sudah dicek belum amalan-amalan di atas? Sudah terpenuhi semua kah? Kalau jawabannya "iya" berarti kalian dinyatakan "LULUS" dari sekolah Ramadhan! Selamaaatt... :D

Langkah selanjutnya apa dong? Tentu aja : is-ti-qo-mah!

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”,
kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)


Jadikanlah ramadhan sebagai medrasah pembentuk karakter dan mental takwa..
Sungguh, Ia adalah training tahunan yang takkan tergantikan,
dan takkan kita dapatkan di bulan selainnya..

Tempaan tiga puluh hari dalam nuansa ibadah dan ruhiyah adalah sesuatu yang mahal harganya,
dan hanya akan kembali lagi setelah sebelas bulan perpisahan..

Ramadhan adalah pelatihan tahunan yang bertujuan menghasilkan muslim yang berbeda,
berbeda secara jasmani apalagi secara ruhani..

...Oleh karena itu setiap ramadhan harus lebih baik dari ramadhan sebelumnya..

Wahai jiwa yang ditempa oleh amaliyah ramadhan,
bukankah seharusnya lebih ringan kita melangkah di bulan lainnya,
karena jiwa dan fisik ini telah tertempa sedemikian rupa di sepanjang bulan mulia ini?

Ini saatnya kita sebenar-benar membersihkan hati bukan?
Just two days left... :"(

Semangat bermuhasabah kawans,, selamat menyambut bulan Syawal dengan jiwa dan hati yang bersih dari segala noda.. Smoga kita semua beruntung menjadi hambaNya yang meninggalkan Ramadhan dengan mengantongi ampunan dari Allah.. aamiin.. :")

*artikel ini didedikasikan untuk lomba artikel Ramadhan, sumber gambar: www.komikmuslimah.blogspot.com

(update) Alhamdulillah artikel ini dapat award dari penyelenggara lomba artikel Ramadhan ^_^

Friday, May 17, 2013

Cemburu dalam batas wajar?


=khususon untuk ikhwan sholeh yang sudah beristri, dan untuk akhwat sholihah secara umum=

Bismillaah....
Mendadak teringat dengan postingan (duluuu banget) seorang mbak berinisial “KR” ,, yang kurang lebih menyarankan kepada para akhwat (lajang) agar tidak berkomen ria dengan ikhwan (yang sudah beristri), untuk menjaga hati sang istri tersebut..

Hmmm.... mulai darimana ya?
Dulu sewaktu pertama kali membaca tulisan mbak KR itu, saya belum menikah, hanya saja memang sudah mendekati hari H pernikahan. Dan pikir saya waktu itu, “memangnya kenapa? Bukannya sudah aman ya kalau si ikhwan itu udah di*tali* pakai ikatan pernikahan?”

Sampai akhirnya saya merasakan sendiri hal tersebut ketika sudah menikah. Ya, perasaan mengganjal yang rasanya tidak semestinya muncul, tapi entah kenapa ganjalannya terasa sekali di hati.

Kurang lebih beberapa lama dari postingan mbak KR itu, saya menikah, dan selang sedikit waktu ada postingan lain yang menguatkan statement mbak KR. Statement itu berasal dari seorang mbak berinisial “FNW” yang mengucapkan permintaan maafnya kepada saya (dan juga kepada beberapa teman akhwat lain) karna beliau telah meremove kami dari friendlist fb suaminya.. kenapa? Cemburu pada kami, kata beliau.

Saya sih nggak masalah, toh saya memang nggak kenal sama suami beliau.. Tapi postingan beliau itu sedikit banyak jadi saya renungkan..

Mbak FNW saja meremove saya (dan teman-teman akhwat yang lain) dari friendlist fb suaminya, padahal saya (waktu itu) berteman dengan suaminya juga hanya sekedar tau dari undangan pernikahan mbak FNW.Saya yang tidak pernah komen ataupun kontak suami beliau sama sekali saja diremove si mbak karena rasa cemburunya, apalagi jika lebih dari itu? Bayangkan jika di wall fb atau di folder message suami justru terpolusi dengan beberapa nama akhwat yang hinggap memberikan pesan.

Meskipun (kasus disini) akhwat-akhwat itu saya tau memang sebagai kawan beliau di organisasi, dan memang murni tidak ada apa-apa *yang khusus* di antara mereka, tapi ternyata rasanya tetap ada yang mengganjal. Saya tau, seharusnya memang tidak ada masalah bukan, jika seorang ikhwan mempunyai beberapa kawan akhwat? Begitu juga sebaliknya? Terlebih jika mereka memang tergabung dalam suatu organisasi tertentu dalam kurun waktu lama, pasti hubungan yang terjalin sudah sangat profesional. Sayangnya, permasalahan akan muncul jika hubungan itu bukan lagi mengenai ikhwan terhadap akhwat banyak (atau mungkin juga akhwat terhadap ikhwan banyak). Permasalahannya muncul ketika hadir orang ketiga dalam komunitas itu, yaitu sang istri (untuk ikhwan) dan sang suami (untuk akhwat).

Ya, orang ketiga ini memang orang baru, bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan relasi yang kalian bangun bertahun-tahun sebelum orang ketiga ini datang. Tapi apa kemudian kehadiran orang ketiga ini tidak berhak mendapat perhatian? :( #mungkin seperti ini ungkapan para istri yang terpendam ~_~

Pertamanya memang terasa biasa saja, saya justru mencoba untuk berkawan juga dengan kawan-kawan suami saya (kawan akhwat lho yaa...) Tapi saya sendiri ternyata termasuk orang yang tidak bisa menutupi rasa cemburu.. :(

Akhirnya, seperti yang terjadi pada mbak FNW, saya merasa cemburu pada mereka. Pada akhwat-akhwat itu. Dan, seperti yang dilakukan oleh mbak FNW pun, saya mengambil keputusan untuk meremove dan bahkan memblock akhwat-akhwat itu dari fb suami saya... (terdengar sangat mengerikan ya.. @__@)

Tapi memang yang terjadi seperti itu...
Bukan bermaksud memutuskan silaturahim, hanya untuk menenangkan hati yang sedang bergejolak cemburu, apakah dilarang?

Ummi mertua pernah berkata bahwa salah satu karakteristik suami yang insyaaLLoh sama seperti abah mertua adalah tentang kesetiaannya yang tidak perlu diragukan lagi. Apakah kemudian tulisan ini mencerminkan jika saya tidak percaya dengan suami? Bukan,,, bukan seperti itu. Saya sangat percaya dengan suami saya, sangat sangat percaya. Ummi mertua bahkan berani menjamin jika beliau sangat terjaga sejak masih di bangku sekolah. Begitupun dengan akhwat-akhwat itu, tentu saja saya percaya pada mereka. Saya hanya tidak percaya pada syaitan yang slalu mencari-cari celah khilaf pada diri masing-masing manusia... Apakah ketakutan saya berlebihan?

Padahal, ketika saya menjumpai kawan ikhwan yang sudah beristri, pasti kemudian yang saya minta adalah nomor kontak si istri itu. Saya melakukan komunikasi dengan istrinya itu, bukan dengan ikhwan itu langsung, sekalipun itu urusan organisasi.. Saya melibatkan istri beliau dalam komunikasi itu, tidak ada khalwat disana. Ataupun kalau memang sangat urgent, kenapa tidak berbicara dalam sebuah grup? Bukankah ada fasilitias itu dimana-mana?

Tapi pada akhirnya memang jika kita tidak bisa mengubah orang lain, yang bisa kita lakukan adalah mengubah cara pandang atau sikap kita dalam memandang masalah itu... Dan itu yang saya lakukan, mencoba menutup mata kalau masih ada akhwat-akhwat yang belum sadar dan berhinggapan di message atau lain sebagainya.. Mungkin (dan semoga tidak terjadi) akhwat-akhwat itu baru bisa mengetahui rasanya ketika mereka mengalami sendiri hal tersebut didalam pernikahan mereka,, mungkin....

Akhir kata,,, kenapa tulisan ini dibuat? Sincerely,,, untuk minta maaf.... :’) . Seperti yang dilakukan mbak FNW, sayapun ingin meminta maaf kepada teman-teman yang sudah secara sengaja saya remove ataupun block dari fb suami saya,, walaupun sekarang sudah saya add-kan kembali. ‘afwan, benar-benar ‘afwan..

Dan untuk yang masih dalam keadaan saya remove dari friendlist suami saya,,,, ‘afwan ya :( saya memang masih dalam tahap pembelajaran dengan perasaan cemburu ini..

Dan untuk teman-teman akhwat yang friend requestnya ke suami saya belum di accept-accept sampai sekarang,,, smoga tulisan ini cukup mewakili perasaan saya :(

= istri yang geje dan cemburu=
Pelarian dari tanggungan menyelesaikan laporan praktikum anatomi dan biokimia~ :’)
#mungkin benar kata Ayaz, saya perlu dikasih stressor dulu supaya bisa menghasilkan tulisan o_o

Tuesday, May 8, 2012

Jangan Marah! #Menampar Diri Sendiri

sumber: Arrahmah.com

Marah, sepertinya hal yang sering kita lakukan, entah itu kepada orang yang tidak kita suka, kepada temen, saudara, pasangan hidup kita atau mungkin kepada anak kita. Apalagi di saat kita pulang kerja, badan capek, letih, di rumah ada masalah, kayaknya pengennya marah-marah

Sebagai orang beriman ada beberapa dalil yang perlu kita perhatikan, di dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits banyak yang memerintahkan kita untuk menahan marah.
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran - 134)
 
Dari Abu Hurairah Ra., seorang lelaki berkata pada Rasulullah Saw, berilah saya nasehat. Rasulullah Saw bersabda "Janganlah engkau marah" Rasulullah mengulang-ulang pada ucapannya. (HR. Bukhari)
 
Banyak Hikmah Yang Kita Dapat Dari Menahan Emosi Kita. 
 
1. Mungkin ada hikmah dari yang membuat kita emosi. 

Di dalam surat Al-Baqarah ayat 216 diterangkan,
"Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia sangat baik untukmu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kalian tidak mengetahui."
 
Dari ayat ini kita bisa ambil hikmah dari sesuatu yang membuat kita emosi bukan berarti buruk untuk kita, mungkin sesuatu yang baik untuk kita, jadi jangan marah dulu, renungkan masalah yang sedang menimpa kita. Atau malah marah kita hanya untuk menutupi kekurangan kita. 

2. Tidak ada penghalang antara do'a kita dan Allah. 

Nah, kalau yang membuat emosi kita itu sifatnya penganiayaan pada diri kita, kita juga tidak perlu emosi, karena dengan bersabar terhadap penganiayaan itu, adalah sesuatu yang sangat hebat, yaitu doa orang yang dianiaya wajib dikabulkan oleh Allah SWT. 

"Takutlah kamu pada do'anya orang yang dianiaya, maka sesungguhnya do'anya orang yang dianiaya tidak ada penghalang antara do'a dan Allah." (HR. Tirmidzi)
 
3. Akan menjadi orang terkuat. 

Di dalam hadits Rasulullah Saw bersabda :
"Orang yang kuat bukanlah orang yang hebat dalam bertengkar, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika harus marah." (HR. Bukhari)
 
Bukti orang yang emosi lemah dibuktikan oleh Muhammad Ali dengan julukan si mulut besar, setiap akan melakukan pertandingan dia selalu melakukan psi-war ke lawan mainnya, tujuannya supaya lawannya terpancing emosinya saat bertanding, jika emosinya sudah terpancing mainnya tidak bisa konsentrasi jadilah Muhammad Ali sebagai pemenang dalam pertandingan itu. (Hehehe...)
 
Imbalan Yang Akan Diterima Disisi Allah :
 
1. Allah akan memasukkan kedalam Surga.
Dalam surat Ali Imran 133-134 Allah Swt berfirman,
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
 
2. Menjadi pemimpin ahli Surga.
"Barangsiapa yang dapat menahan marah ketika dia harus marah maka Allah akan memanggilnya bersama para pemimpin mahluk sehingga dia disuruh memilih bidadari yang dia mau." (HR. Tirmidzi)
 
Cara Mencegah Marah :
 
1. Berwudhu.
"Sesungguhnya marah-marah dari Setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan sesungguhnya api dimatikan dengan air. Maka ketika salah satu kalian marah-marah maka hendaklah berwudhu." (HR. Abu Dawud)
 
2. Rubah posisi.
"Ketika salah satu kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah duduk, maka hilang marah-marahnya. Dan jika tidak hilang maka hendaklah berbaring." (HR. Abu dawud)
 
3. Redam ego.
Orang marah biasanya karena egonya naik, cobalah untuk merendahkan ego serendah-rendahnya, insya Allah emosi kita bisa terkendali. 

Semoga nasehat-nasehat yang disadur dari kalamullah dan hadith-hadith Rasulullah Saw menjadi penyejuk hati bagi yang ingin marah, dan bagi yang sedang marah, bersabarlah, karena sabar itu separuh dari Iman. Karena sabar akan senantiasa menjadikanmu mulia disisi Robbul Izzati, Allah jalla wa'ala. Semoga bermanfaat!  

Wallahu a'lam bish showab, Walhamdulillahi robbil a'lamin..

Wednesday, December 7, 2011

Dimana rumahmu Nak?

Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.


Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.


Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu..


Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..


Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?


Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?


Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..


Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?


Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..


**************************************

MJJ banget ya, subhanaLlah... T,T

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.


Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena tanpa ridhamu, mustahil kuperoleh ridhaNya...


Saturday, October 29, 2011

Rahasia Jari Tangan Manusia



Apa makna di balik urutan tinggi jari tangan?

Tidak mudah juga untuk menjawab ini. Mungkin jawaban umumnya adalah hal itu diciptakan agar manusia senantiasa mudah menggenggam atau mencengkeram sesuatu didalam aktivitasnya.

Namun jika saya boleh membaca atas petunjuk Alquran, maka saya simpulkan bahwa rahasia dibalik tinggi jari yang berbeda-beda itu adalah merupakan TANDA perjalanan kehidupan manusia itu sendiri.

Mari kita segera telusuri.

1. Jari kelingking. (Zaman Adam)

Mengapa jari kelingking adalah zaman Adam? Kita harus pahami bahwa bahasa Alquran dibaca dengan cara dimulai dari kanan ke kiri. Dan nama Allah yang tercetak di jari kita pun, huruf Alif nya adalah jari kelingking. Dari itulah saya simbolkan bahwa Jari Kelingking adalah zaman Adam. Karena memang Adam lah Manusia Pertama.

2. Jari Manis. (Zaman Idris)

Lihatlah gambar dibawah. Mengapa setelah Kelingking, terdapat Jari Manis yang ukurannya lebih tinggi dari Jari Kelingking itu?

Itu mengartikan bahwa kehidupan yang di jalani oleh masyarakat manusia di zaman Idris sungguh memiliki peradaban yang lebih tinggi di banding ketika zaman Adam. Alias semakin berkembang. Tidak heran juga mengapa sosok Budha yang tergambar duduk di tengah BUNGA TERATAI adalah melambangkan bahwa TERNYATA masyarakat manusia pada zaman itu sudah mampu melakukan perjalanan sampai ke Planet terujung, yakni planet Sidratul Muntaha. (TERATAI tempat berhenti). Dan Budha adalah orang yang memang di duga sosok Nabi Idris. Dan beliau sendiri menjadi simbol Miraj bagi kaumnya pada zaman itu.

Surat 50/36 :
"Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah binasa itu) telah pernah menjelajah di berbagai negeri…"

Lebih lanjut, berbagai penemuan puluhan benda kuno namun canggih yang oleh ilmuwan disebut sebagai bukti kehebatan dari cerdasnya masyarakat zaman dahulu itu secara tidak langsung menggenapi analisa ini.

3. Jari Tengah (Zaman Nuh).

Mengapa Jari Tengah ukurannya lebih tinggi dari 2 jari sebelumnya, Jari Manis dan Jari Kelingking?

Itu menandakan bahwa kehidupan masyarakat manusia di zaman Nuh adalah zaman Puncak peradaban. Di mana segala sendi kehidupan manusia pada zaman itu telah sampai pada titik tertingginya. Namun sungguh teramat sayang ketika kemajuan peradaban tidak membawa pada arah ketakwaan, akhirnya Allah menghukum mereka -masyarakat Zaman Nuh- dengan mengirimkan bencana Banjir Dahsyat. Dari situlah akhirnya orang-orang kafir dibinasakan sementara manusia yang selamat (Nuh beserta umatnya) berkembang biak kembali dan peradaban pun di mulai dari titik 0 lagi. Dan Jari Tengah (Zaman Nuh) pun akhirnya menjadi BATAS TOLAK UKUR antara 2 episode perjalanan kehidupan manusia. Umat sebelum Zaman Nuh dan Umat sesudah Zaman Nuh.

4. Jari Telunjuk (Zaman Ibrahim).

Mengapa Jari Telunjuk ukurannya malah menjadi lebih rendah (turun) dibanding Jari tengah?

"Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongan Nuh”

Kelebihan Zaman Ibrahim adalah Allah menjadikan sosok nabi Ibrahim ini sebagai "Bapaknya” para nabi. Dari sini beliau dijadikan figur ajaran Tauhid bagi orang-orang yang mencari kebenaran. Sebab beliau merupakan orang Paling Pemberani yang pernah ada dalam menyebarkan ajaran paham satu Tuhan. Dari sebab itulah kenapa Telunjuk saya simbolkan dengan zaman Ibrahim, karena Jari Telunjuk memang merupakan simbol untuk penyebutan angka 1.

Surat 6/161 :
"Katakanlah : "sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus…..”

Kembali ke pertanyaan mengapa ukuran Jari Telunjuk malah lebih rendah dari Jari tengah, itu sangat jelas mensinyalkan bahwa apa yang ada pada zaman nabi Ibrahim (mulai dari ukuran tubuh manusia, ukuran kepintaran manusia, ukuran kemakmuran manusia) semuanya menjadi menyusut di perkecil oleh Allah dibanding dengan kala manusia pada waktu sebelum zaman nabi Nuh. Dan yang paling sangat tampak adalah ukuran tubuh manusia yang dari masa ke masa terus mengalami penurunan. Hingga akhirnya perjalanan waktu tersebut berlaku dari zaman ke zaman menuju sampai pada zaman Muhammad (Jari Jempol). Zaman sisa-sisa.

5. Jari Jempol (Zaman Muhammad).

Surat 16/123 :
"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : "Ikutilah agama Ibrahim…”

Surat 36/2-4 :
"Demi Alquran yang penuh hikmah”
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) salah seorang rasul-rasul”
"Di atas jalan yang lurus”.

Jari Jempol (Zaman Muhammad) adalah jari yang paling pendek dari ke empat jari sebelumnya.
Mengisyaratkan bahwa apa yang ada pada zaman ini merupakan zaman sisa-sisa kehidupan. Segala keberhasilan kita dalam bidang teknologi yang kita banggakan, tetap tidak akan pernah sanggup untuk melampaui apa yang pernah di capai oleh umat sebelumnya. Dari itulah Alquran sering kali menegaskan jika umat sebelum kita yang segala sesuatunya lebih tinggi (lebih hebat) saja mampu dibinasakan, apalagi zaman kita !!! Zaman pengulangan !!!

Surat 56/62 :
"Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran?”

Namun disamping itu semua janganlah berkecil hati, sebab di balik rendahnya "derajat” zaman ini (zaman penghabisan) Allah tetap Maha Penyayang terhadap mahluk bernama manusia. Lihatlah betapa akhirnya Dia menurunkan Alquran melalui Muhammad sebagai kitab Ummul Ilmu (Ibu Ilmu). Sejalan dengan istilah pada Jari Jempol itu (Ibu Jari).


"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Alquran) kepada hambaNya, agar dia menjadi peringatan bagi seluruh alam.”(QS. Al Furqaan : 1)

Monday, August 15, 2011

Refleksi Diri tentang Tarbiyah

Perbaiki Dirimu dan Berda’walah kepada Orang Lain..

Ada sebuah rangkaian unik di dalam kehidupan berjamaah kita.. Yang satu bisa mempengaruhi yang lainnya.. Bahkan sampai masalah keistiqomahan,, sebab yang satu bisa berpengaruh ke sebab yang lain.. Mereka bisa saling menguatkan atau justru malah saling melemahkan.. Ya, mereka adalah tentang keteladanan..

Satu contoh mudah adalah tentang tarbiyah.. Terkadang ada kasus tentang akhwat yang futur karena kecewa dengan murobbiyahnya atau ustadzahnya. Atau adik-adik yang tidak mau lagi melanjutkan ngaji karena kecewa dengan sosok kakak tingkatnya yang sebelumnya ia kagumi. Tragis. Tapi ada juga kasus sebaliknya,, dimana ada seorang akhwat yang melejit karir da’wahnya karena kekagumannya terhadap murobbiyahnya atau kakak tingkat yang sudah lama berkecimpung di dunia da’wah..

Sayangnya, aku termasuk tipe orang yang mudah sekali terpengaruh dengan lingkungan dan juga dengan sebentuk “sosok”..

Sedikit cerita untuk mengawali tulisan ini, dulu aku pernah memiliki tokoh da’ia yang kukagumi. Sebut saja tokoh itu dengan nama Fulanah. Beliau adalah sosok yang berkharisma, yang lisannya terasa begitu halus dan dapat dipercaya, yang nasehatnya selalu solutif dan pantas untuk diteladani. Hingga suatu ketika aku mengetahui ada suatu cacat didalam diri itu, ini tentang suatu sikap yang seharusnya beliau tau betul bagaimana seharusnya disikapi oleh seorang muslim, namun beliau justru memilih untuk khilaf dengan suatu sebab itu. Dan aku benar-benar merasa sakit hati waktu itu, begitu sakit hatinya hingga membuat aku sempat berpikir “Lalu untuk apa semua ini? Untuk apa aku sekarang berusaha menjadi seperti ini? Toh beliau yang sudah seperti itu saja ternyata juga tidak bisa istiqomah terhadap da’wahnya.”

Hmm, benar-benar pemikiran childish.. Tapi alhamdulillah, Allah membuka nalarku untuk tak begitu saja menggelapkan cahaya iman di hati ini.. Ya, aku mulai mencari pembenaran kesana-sini, aku pergi ke kakak-kakak yang pada mereka masih kusisakan sedikit kekaguman terhadap da’wahnya, tak lupa aku juga pergi ke murobbiyahku, mencurahkan segala kekecewaan hati ini terhadap kekhilafan sosok itu..

Dan pada mereka lah, alhamdulillah, iman ini kembali dikuatkan.. Oleh mereka lah, semangat da’wah ini kembali menggelora..

Masih teringat salah seorang kakak yang tersenyum mafhum terhadap pengaduanku itu, lalu berucap, “kita hanya punya 2 senjata untuk bertahan di dunia yang memuakkan ini, iman yang menggelorakan semangat dan ukhuwah yang mengobati luka-luka.. Dan begitulah Allah mendidik kita, dari satu mihwar ke mihwar selanjutnya,, dari satu marhallah ke marhallah berikutnya.. Maka bersiap siagalah.”

Tak lupa juga dengan saran dari murobbiyahku yang masih kuingat hingga sekarang, “Jangan sampai lengah, karna syaitan selalu punya cara untuk menggoda umat yang beriman.. Mari kita tengok pada pengaduanmu, bahkan seorang sosok yang kau anggap begitu sholehah saja masih bisa terjerumus pada suatu khilaf seperti itu, bagaimana jadinya kalau kau justru melemahkan iman dan keluar dari barisan da’wah? Jangan pernah takut untuk berjuang, karna kau tak pernah sendirian, kami bersamamu.”

Ya, betapa beruntungnya aku masih memiliki mereka, orang-orang yang kuyakin akan tetap istiqomah berda’wah.. Betapa bersyukurnya aku karna diberi sebuah keluarga dalam ikatan ukhuwah islam seperti mereka.. Dan itulah sekuat-kuat alasan mengapa aku masih bertahan di barisan da’wah ini, karena aku percaya bahwa aku tak pernah sendirian, karna mereka tak pernah meninggalkan barisan ini, dan juga karna aku dibersamai oleh kelompok orang-orang sholehah seperti mereka..

Aku mencintai mereka karna Allah,, dan aku akan selalu menunjukkan cintaku pada mereka di jalan Allah.. Walaupun tertatih kaki ini berjalan, jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan,, sekalipun tak akan.. Maka disinilah aku sekarang,, masih terus berjuang memperdalam ilmuku, dan masih akan terus berjuang untuk berda’wah.. Karna shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah..

Hamasah ^____^

*artikel ini sebenarnya kutulis karna suatu tugas,, tak apa kan kalau sekalian ku post? ^_^

Friday, December 31, 2010

Pie apel

Berhubung kemarin ada temenku yang request resep pie apel, dan karena aku baik hati :p, jadi dalam kesempatan kali ini aku mau ngasih resep pie apel lengkap dengan tips dan trik versiku :)

- kamu perlu:

4 buah apel, dikupas dan dipotong dadu (jangan besar-besar ya, yah dikira-kira aja panjenengan mau makan apel seberapa ^_^ kalau aku sih motongnya kecil-kecil)

1 butir telur, dikocok

200 gr tepung terigu

75 gr butter dingin, dipotong dadu

75 gr gula halus

½ sendok teh ekstrak vanilla

Bubuk kayu manis secukupnya

Brown sugar, kismis, prunes, ceri, kacang sesuai selera

*daripada repot kalau membeli bahannya satu-satu di Pamela, mendingan kalian pergi ke toko Intisari -bagi orang jogja- yang letaknya di Jalan Kusumanegara. Pengalamanku ke Intisari cuma tinggal mbawa resep, ngasihin resep ke mbak-mbaknya trus nanti pasti mbaknya bakalan nyariin semua bahan kita. Try it ;)

**jangan lupa lapisi timbangan tepung dengan plastik kecil dan lebihkan hitungan beberapa miligram. Pengalamanku, tepung sama gula halus tu mudah banget nempel di timbangan, daripada nyuci berkali-kali mendingan kalian alasi timbangan pakai plastik kecil jadi nanti cuma perlu ngganti plastiknya setiap kali ganti bahan. Dan berhubung aku nggak pernah sempurna dalam proses pemindahan bahan ke dalam mangkok (ada yang ketinggalan atau bahkan tumpah) aku selalu melebihkan bahan dalam penimbangan buat jaga-jaga. Santai aja, rasa kue nggak akan berubah cuma gara-gara bahannya kelebihan sedikit ;)

- bikinnya:

1. Cara bikin pastry (kulit pie): Ayak tepung dalam mangkok, masukkan butter, lalu remas-remas dengan kedua tangan sampe adonan menjadi kasar.

2. Tambahkan gula halus dan aduk. Buat lubang di tengahnya, campur dengan telur, dan aduk sampai adonan menggumpal.

3. Panaskan sedikit butter, masukkan potongan apel, prunes, brown sugar, bubuk kayu manis satu per satu, aduk rata. Dinginkan sebentar.

4. Ratakan pastry dengan rolling pin dan lapiskan pada loyang apple pie. Masukkan isi apple pie, terus tutup dengan pastry, hias permukaannya sesukamu, lalu oles dengan telur. (Kalau mau membuat pie apel yang seperti di film-film, kamu nutup adonannya dengan memotong pastry berbentuk persegi panjang dan mengaturnya saling silang. Kalau aku, cukup pastry kulapiskan ke loyang pie apel, trus permukaannya ku iris kecil-kecil supaya uap panasnya bisa keluar sewaktu pemanggangan -nggak mau repot. haha)

5. Masukkan dalam oven yang sudah dipanaskan dengan suhu 180 C selama 35 menit.

ini versi film-film *ada di internet


kalo yang ini versiku. hahaha


Well done…let’s eat ;p

Thursday, December 30, 2010

Kue Cinta

Bahan Utama:
1 pria sehat,
1 wanita sehat,
100% Komitmen,
2 pasang restu orang tua,
1 botol kasih sayang murni.

Bumbu:
1 balok besar humor,
25 gr rekreasi,
1 bungkus doa,
2 sendok teh telpon-telponan,
(Semuanya diaduk hingga merata dan
mengembang)

Tips:
- Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang. Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi
kelezatan.
- Sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.
- Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.
- Gunakan Kasih sayang cap “IMAN, HARAP & KASIH” yang telah memiliki sertifikat ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.

Cara Memasak:
- Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat tulus ikhlas.
- Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata.
- Masukkan niat yang murni ke dalam loyang dan panggang dengan api cinta merata sekitar 30 menit di depan penghulu atau orang tua.
- Biarkan di dalam loyang tadi, sirami dengan semua bumbu di atas.
- Kue siap dinikmati.

Catatan:
Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan kasih yang hangat.

Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven bermerek “Tempat Ibadah” diatas api cinta. Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan.


Selamat mencoba, dijamin halal…! Selamat menikmati… 

Friday, March 27, 2009

Menjadi Muslimah yang Luar Biasa


Kemarin saya sempat berdiskusi dengan kakak kelas saya -- seorang ikhwan -- melalui sebuah layanan dunia maya (yah**messenger). Kakak kelas saya ini bisa dibilang termasuk seorang ikhwan yang terkenal dengan kepemimpinannya dan kewibawaannya di sekolahku (hoho, kalau beliau baca tulisan ini pasti langsung terbang deh =))

Awal diskusi itu disebabkan dengan dibahasnya mengenai suatu fitnah yang sedang dialami oleh seorang akhwat dan sedang dicarikan jalan keluarnya melalui musyawarah untuk mencapai mufakat (hedeh hedehh T.T). Dan demi terjaganya sebuah amanah, semua nama yang bersangkutan dengan tulisan ini saya ra-ha-si-a-kan ^__^

"Dek, aku juga punya cerita nih. Tapi ini cerita masa lalu, yang nggak pernah diungkap, dan jangan pernah diungkap."

"Oke Mas, cerita aja."

"Dulu waktu masih SMP, aku pernah suka sama seorang cewek--bukan akhwat. Yah, namanya juga masih SMP.."

"Umm, oke, lanjutkan."

"Waktu itu aku pernah bertindak konyol. Konyol sekali.. Aku selalu SMS dia setiap hari.. Pokoknya selalu mengganggu dia.."

"Lalu?"

"Tapi hebatnya, walaupun dia tau aku suka sama dia, dan aku pun tau bahwa dia nggak 'suka' sama aku, dia tetap bisa bersikap biasa saja ke aku. Dia bisa membalas SMSku dengan biasa, tidak berlebihan, tidak panik.. Benar-benar hebat.. =)) Padahal aku sendiri sangat yakin bahwa dia nggak 'suka' sama aku.."

Nah, mari kita kaji ulang kata-kata terakhir tersebut.
Benar-benar hebat

Benar-benar hebat dalam artian apa?
Dalam artian bahwa beliau tidak panik dan tidak berlebihan meskipun tau bahwa seseorang yang sedang mendekatinya adalah seseorang yang tidak beliau sukai.
Beliau tetap menghargai orang itu, pria itu.
Banyak wanita yang apabila ada seseorang yang mendekatinya dan orang tersebut tidak disukainya, ia bisa berlaku kasar terhadap sang pria. Seperti menghinanya di depan umum atau bahkan memperoloknya dengan kasar (berdasarkan cerita-cerita yang ada di televisi).

Jadi saudariku, marilah kita sama-sama berusaha.
Berjuang untuk menjadi akhwat yang lebih baik.
Menjadi muslimah idaman. Yang tidak berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
Meski mungkin terkadang kita merasa risih apabila ada seseorang yang tidak kita sukai namun mendekati kita, COBALAH untuk tetap bersikap biasa saja. Terima uluran silaturahminya dan tak lupa jalin komunikasi yang baik dengannya.
Seorang ikhwan juga memiliki perasaan ya Ukhti .. :)

Dan terakhir, ingatlah, bahwa urusan jodoh tak ada yang mengetahui kecuali Dia...
Jangan sampai kita terlanjur menyakiti hati seorang ikhwan, yang mungkin pada saat ini belum tertambat di hati kita, namun justru beliau lah jodoh yang telah ditentukan Allah kelak.
Wallahu'alam :D

Friday, March 20, 2009

Masalah antara ENGKAU dan TUHAN

Orang-orang sering sekali tak bernalar, tak logis dan egois
Meski demikian, maafkanlah mereka

Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egois
Meski demikian, tetaplah bersikap baik

Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu
Meski demikian, tetaplah jujur dan berterus terang

Bila engkau sukses, mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati
Meski demikian, tetaplah meraih sukses

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin akan dihancurkan oleh seseorang hanya dalam semalam
Meski demikian, tetaplah membangun

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki
Meski demikian, tetaplah berbahagia dan temukan  kedamaian hati

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya
Meski demikan, tetaplah lakukan kebaikan

Berikan pada dunia ini milikmu yang terbaik dan mungkin itu tak akan pernah cukup
Meski demikian, tetaplah berikan pada dunia ini milikmu yang terbaik

Ketahuilah,
pada akhirnya nanti
sesungguhnnya ini semua adalah masalah antara engkau dan Tuhan
Tidak akan pernah menjadi masalah antara engkau dan mereka.. :)

Thursday, March 19, 2009

MENUNDA PEKERJAAN

"Ah, nanti aja, aku nonton TV dulu. Acaranya lagi bagus."
"Sebentar, aku mau tidur dulu."
"Istirahat dulu, nanti juga kukerjain."
"Besok aja deh ngerjainnya."
"Pekerjaan ini terlalu sulit. Aku bingung mau mulai dari mana."
"Waktuku nggak cukup kalau ngerjainnya sekarang."
"Lima menit lagi lah ,aku lagi ngelakuin hobiku."
"Aku lagi nggak mood buat ngerjain pekerjaan ini..."

Alasan-alasan tadi sering digunakan orang untuk menunda pekerjaan (tak terkecuali aku). Dari alasan-alasan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi lima bagian ::

Salah Perkiraan
Contoh langsung. Saya sering meremehkan suatu pekerjaan. Pernah saya mengira kalau saya dapat mengerjakan suatu tugas hanya dalam waktu sebentar, katakanlah dalam waktu 2 jam, sehingga saya pun menunda pengerjaannya. Ketika telah dekat dengan deadline tugas tersebut, baru saya memulai pengerjaannya bersamaan dengan pengerjaan tugas lain yang deadlinenya sama. Di tengah-tengah pengerjaan, saya merasakan ingin istirahat sebentar dan akan melanjutkan tugas tersebut setelahnya. Padahal tadi saya memulai pengerjaan saat menjelang malam ,dan "istirahat sebentar" saya lakukan ketika waktu menunjukkan jam 12, tidak heran kalau pada akhirnya saya malah "keterusan" istirahat sampai pagi dan tugas-tugas tersebut belum ada yang terselesaikan.

Pekerjaan Terlalu Besar
Rudi telah berniat untuk menyelesaikan pekerjaan mendesain website contoh untuk mempromosikan hasil karyanya untuk menambah pendapatan dari pekerjaan sampingan dari webdesigning. Namun sudah lebih dari enam bulan, website belum keliatan bentuknya. Konsepnya pun belum tersusun. Ketika akan memulai, walaupun Rudi memiliki ketrampilan yang diperlukan, namun Rudi merasa pekerjaan ini terlalu besar, sehingga ia bingun harus mulai dari mana. Akhirnya, ia menunda pekerjaan tersebut.

Si Miss or Mr Perfect
Hanif adalah mahasiswa pacasarjana yang sedang menyelesaikan karya akhirnya. Telah lebih dari satu tahun setelah semua kuliah diselesaikan, karya akhirnya blum juga selesai. Hanif ingin agar karya tulis ini sempurna, sehingga beberapa kali ia berganti topik dan berganti dosen pembimbing. Setiap kali pergantian dilakukan, ia harus mulai lagi dari awal. Akhirnya, Hanif tidak mengalami kemajuan berarti dalam menyelesaikan karya akhirnya. Dan sekarang is sudah mendapat peringatan untuk segera meyelesaikan karya akhirnya tersebut.

Pengorbanan
Reno bukan wartawan. Ia adalah seorang pelajar yang aktif dalam organisasi di sekolah. Setiap minggu, ia diminta untuk mengirimkan beberapa artikel ke beberapa majalah dan surat kabar. Karena pada hari-hari biasa Reno berkutat mengurusi organisasinya, tentu ia harus "mengorbankan" waktu luangnya untuk menyelesaikan pekerjaan menulis. Ia harus rela mengambil beberapa jam waktu liburnya untuk menulis artikel. Karena ia pun sering merasa sayang melewatkan waktu luangnya untuk menulis, akibatnya seringkali ia menunda menyelesaikan artikelnya sampai malam sebelum artikel tersebut harus diserahkan.

Apa yang harus dilakukan?
Menunda pekerjaan adalah sebuah kebiasaan buruk yang bisa diatasi. Memang tidak mudah untuk mengubah sebuah kebiasaan, apalagi jika kebiasaan tersebut telah dilakukan untuk waktu yang lama. Di bawah ini ada beberapa strategi yang bisa dicoba untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Perencanaan
Padahal saya sudah menjadwalkan pengerjaan tugas-tugas tersebut, misalkan saja : hari Senin untuk mengerjakan tugas Kimia sekaligus menyicil tugas Biologi, Selasa untuk mengerjakan Sejarah dan Matematika sekaligus menyicil belajar untuk ulangan Fisika, hari Rabu untuk menyelesaikan tugas Biologi dan Bahasa Inggris, menyicil belajar untuk ulangan Matematika dan ulangan Bahasa Arab, serta mengerjakan power point Sosiologi, dan seterusnya. Namun mungkin karena tugasnya yang juga terlalu banyak, sering saya memutuskan untuk "istirahat sebentar" dan akhirnya terpendinglah salah satu tugas saya.
Untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan baik, perlu perencanaan yang sesuai pula. Saya yang harus menyelesaikan suatu tugas sesuai deadline, seharusnya menyusun perencanaan agar tidak salah lagi dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut, terlebih bila saya mengetahui bahwa akan ada lebih banyak lagi tugas yang akan menumpuk jika saya menunda satu pekerjaan.
Jangan pernah berfikir kalau kita dapat menyelesaikan tugas tersebut nanti, karena kata "nanti" dapat menjadi "nanti-nanti" yang selanjutnya.

Latar Belakang dan Tujuan
Pahami latar belakang dan  tujuan sebuah pekerjaan. Jika tujuannya besar, pecahlah tujuan tersebut menjadi tujuan-tujuan penunjang yang lebih jelas, terukur dan dapat dicapai.

Prioritas
Jika kita merasa HARUS menghasilkan karya yang sempurna, kita sering merasa bingung di mana harus memulai, apa yang harus dikerjakan, dan apa yang harus didahulukan. Tidak ada orang yang sempurna. Jadi, Hanif dalam menyelesaikan karya akhirnya tidak perlu merasa tertekan untuk menghasilkan karya yang sempurna sekaligus. Ia harus memilih mana yang harus diprioritaskan, misalkan: menyelesaikan penulisan dalam satu semester dengan memulai penulisan sekarang dengan bahan yang telah berhasil dikumpulkan dan menyempurnakannya kemudian sejalan dengan ditemukannya bahan-bahan baru, atau justru menunggu sampai bahannya lebih lengkap.
Jika Hanif akhirnya memilih untuk memprioritaskan menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang telaj ditentukan (satu semester), maka ia bisa memulai penulisan dengan sarana dan prasarana yang mampu dikumpulkan. Setelah itu, tulisan bisa ia sempurnakan sedikit demi sedikit ketika ia menemukan materi atau cotoh baru. Daripada ia merasa harus terbeban untuk menghasilkan karya yang sempurna.
Ia harus mengganti pemikiran, "Bagaimana saya harus menghasilkan karya yang terbaik?" dengan pemikiran "Langkah apa yang bisa saya ambil untuk memulai proyek penulisan ini sekarang?"

Hadiah
Jika kita merasa bahwa melakukan sebuah pekerjaan akan menghilangkan kenikmatan-kenikmatan yang mungkin bisa kita peroleh, maka tidak heran jika kita menunda pekerjaan tersebut. Kita yang terkadang harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus, bisa saja menerapkan strategi "hadiah ini". Setiap kali kita menyelesaikan suatu tugas, kita dapat menghadiahi diri kita sendiri dengan hal-hal sederhana yang kita senangi, misalnya: shopping, berkebun, secangkir coklat hangat, dan lain-lain.

Menunda pekerjaan kelihatannya sepele, tapi seperti pasir di sepatu, kebiasaan buruk ini dapat menimbulkan rasa sakit ataupun luka di kehidupan sosial, karier, ataupun bisnis anda.

Umpakan atau bahkan visualisasikan bahwa setiap tugas adalah seekor monyet yang nongkrong di pundak kita. Semakin banyak tugas yang belum selesai, berarti makin banyak monyet yang nongkrong. Terganggu kan? Menyelesaikan tugas sama dengan mengusir monyet.

sumber : Kompas dan niatnulis.wordpress.com