Pages

Sunday, June 26, 2011

Still at Moscow -berjilbab itu mudah, berhijab itu yg susah -tapi susah bukan berarti tidak bisa :)

Yuhuu saya kembali lagi :D
Berdasarkan janji saya di notes sebelumnya berjudul
When in Moscow, I'm proud to be a moslemah :) , akhirnya kegarap juga notes satu ini :B
Sebenernya bingung juga, soalnya isi notes sama judul notesnya kayaknya bakalan agak nggak sama -malah cuma kayak nglanjutin notes sebelumnya yang tentang jilbab. Hehe. Tapi nggakpapa kan ya, coba dibaca dulu aja.. :)
------------------------------------------------------------------------------------------
Masih di Rusia, hari ketiga dan keempat konferensi aku mbaca ada tulisan "dansa dan disko" di jadwal acaranya, dan acara itu berlangsung dari pukul 2 siang - 6 sore (untuk dansa) dan pukul 10 malam - 12 malam (untuk disko) (berhubung sedang winter maka disana matahari baru tenggelam sekitar jam 10 malam -__-).

Kita mulai dengan hari ketiga. Hari ketiga ini bener-bener ASYIK kalo menurutku. Unforgettable banget. Sekitar siang sampai sore ada pertunjukan lagu+tarian daerah gitu di halaman penginapan, dan kami semua terlibat didalamnya. Kenapa asyik? Soalnya aku paling suka mempelajari budaya lain, dan momen kali ini bener-bener nggak akan aku lewatkan gitu aja :B

Pertamanya kami masih dansa2 biasa, semua gandengan tangan gitu trus lari muter-muter ngelilingi orkestra penyanyinya #bisa mbayanginnya nggak?# Waktu itu aku mikir, ah ternyata aman nih dansanya, gini doang.

Tapi lagu pun terus berganti, dan pada lagu keberapa -aku lupa- salah seorang penyanyi menyuruh kami membuat barisan baru. Kami diminta untuk membuat 2 barisan, yang barisan depan isinya perempuan dan yang kedua isinya laki-laki, trus semuanya gandengan tangan membentuk lingkaran dan berlari berputar dengan arah yang berlawanan. Yang perempuan di lingkaran dalam dan laki-laki ada di lingkaran luar. Sempat kepikiran -waow disini tuh juga ada to dansa yang njaga kayak gini tu :B- tapi pikiran itu langsung melayang~

Penyanyi yang tadi ngasih instruksi itu kemudian menggaet salah seorang laki-laki dari barisan luar, memasukkan laki-laki itu di tengah-tengah lingkaran, dan membisiki sesuatu. Dan sesuatu yang dia bisiki itu akhirnya kami ketahui setelah si laki-laki tersebut melakukan perintah penyanyi itu.

Jadi permainannya gini. Si penyanyi naruh sebuah kain di tengah-tengah lingkaran dan ngasih sebuah selendang ke laki-laki yang tadi dia pilih. Laki-laki yang dia pilih harus ngalungin selandang itu ke perempuan yang ada di lingkaran, lalu mereka berdua akan duduk di atas kain tadi, dan berciuman. Sedangkan yang tidak terpilih tetap harus berada di lingkaran masing-masing dan berlari mengitari mereka. Permainan itu terus berlanjut dengan si perempuan mengalungkan selendang ke laki-laki lain yang juga ada di lingkaran, duduk, ciuman, dan seterusnya.

Hahahaha gila b a n g e t -______-
Aku baru bisa mencerna aturan permainan itu waktu permainan udah jalan sekitar 5 kali putaran, dan waktu itu aku bener-bener mikir buat mau langsung keluar dari barisan lingkaran itu. *mending mati daripada harus ngelakuin itu -_____- Tapi sayangnya, NGGAK BOLEH. Aku bener-bener mutung, marah, pingin nerobos keluar lingkaran di tengah-tengah keharusan kita lari muterin pasangan yang lagi ciuman di tengah-tengah lingkaran. Dan demi Tuhan, waktu itu udah ada laki-laki yang hampir aja ngalungin selendangnya ke aku, tepat pada saat tiba-tiba lagunya berhenti. Lagunya selesai. Finish. Bubar. The End. Tamat. Huaaaaahhh lega buangettt rasanya.

Bener-bener keringat dingin waktu itu. Kalaupun lagunya nggak mati, aku bakal langsung nekat keluar dari barisan, masa bodoh banget mau dimarahin atau diapain. Jijik banget -____-

Oke, jadi itu kisah selingan. Haha. Ceritanya baru mau kumulai ^_^v.

Selesai dansa-dansa nggak cetho itu, kami kembali nonton orkestra daerah setempat yang menyanyikan sebuah lagu. Waktu itu aku bertemu dengan peserta ICYS yang lain, berkenalan, ngobrol sebentar. Temannya tiba-tiba ada yang nyelonong ngajak ngomong, kira-kira gini omongannya (sudah diubah ke bahasa indonesia) :
"Hey, kamu, aku tadi udah hampir milih kamu lho. Tapi aku lihat kamu bener-bener nggak enjoy sama permainannya, dan kamu juga memakai penutup kepala seperti yang di Arab-Arab sana. Jadi kupikir kamu pasti tak mau melakukan permainan itu. Makanya aku jadi milih perempuan lain. Nggak apa-apa kan?"
Aku (muka bengong + seneng + nggak percaya) "nggak apa-apa bangeeet laaaaaaah. senang bertemu dengan kamu :D"

#nama orang tadi Floris van Elteren, dia dari Belanda, bisa dicari di friend FB-ku kalo ada yg mau kenalan. hehe.

Satu hal yang aku buktikan disini adalah kata-kata "Barangsiapa yang menjaga maka akan terjaga", dan itu juga sepertinya tersirat di notes sebelumnya kan ya ^_^

wonderfull banget kan jilbab ituu :D

Cerita belum selesai ^_^ sabar ya buat yang udah bosen, sedikit lagi kok ^_^

Kembali membuktikan kata-kata "Barangsiapa yang menjaga maka akan terjaga" pada saat acara setelah dansa-dansa tadi --> acara disko.
Aku pertamanya mikir, "ah ini kan konferensi buat pelajar, nggak mungkin laah kalo diskonya melewati batas."
Jadi waktu itu udah berniat buat sedikit menjenguk acara itu. Tapi alhamdulillah, aku ketiduran di kamar -padahal udah berniat mau pergi ke halaman-, dan waktu sarapan keesokan harinya aku mendapat banyaak banget cerita kalo disko semalam banyak banget yang mabuk karna pada nyelenggarain kompetisi mabuk. Bahkan kata salah seorang teman ada juga yang ngadain kompetisi cium-ciuman ato apaa gitu. Huuufft -______-

Ternyata memang nggak bisa terlalu berpositif thinking sama kegiatan disini ya.. Dan aku bener-bener ngerasa bersyukuur banget Allah masih ngelindungi aku dengan tiba-tiba mbuat aku ngantuk dan tidur gitu aja -ato emang aku yang kebo mungkin ya, hahaha ^__^v

Hari keempat konferensi diisi dengan main ke museum, games, dan disko.
Belajar dari cerita teman-teman, aku bener-bener nggak ada niat buat pergi ke disko itu sama sekali -sekedar njenguk pun aku gamau-, dan waktu inilah aku ngerasa melakukan sesuatu yang entah bisa terulang lagi atau enggak.

Selesai game aku masih ngobrol-ngobrol sebentar sama temen-temen, pas hampir jam 10 malam beberapa pamitan karna mau ganti baju buat disko (emang baju buat disko tuh harus ada khusus gitu yaa?? -___-). Lama-lama sepi, hingga akhirnya sepi banget. Aku masih di halaman jalan-jalan sendirian, geje banget. Trus beberapa teman yang sudah ganti baju akhirnya ke halaman lagi -udah berasa jadi artis yang siap konser semua- jadi aku mutusin buat masuk ke penginapan.

Di pintu mau masuk penginapan, aku ketemu Petina (dari Jerman) dan akhirnya ngobrol-ngobrol sebentar sama dia. Aku pikir obrolan itu nggak akan berjalan lama karna orang-orang Jerman (menurut cerita teman yang di tim indonesia) adalah penggila disko dan kemarin benar-benar mabuk parah. Tapi ternyata Petina ini satu-satunya orang Jerman yang nggak minat disko sama sekali, dan akhirnya kita ngobrol-ngobrol geje di samping halaman.

Berawal dari obrolan ringan, si Petina tanya-tanya tentang indonesia dan islam, terus akhirnya Petina tanya,
"sejak kapan kamu memakai penutup kepala seperti itu?" nunjuk-nunjuk jilbabku
"hmm. aku dari kecil udah pake.. mungkin sekitar umur 5 tahun"
"waow. aku nggak bisa membayangkan bagaimana kamu bisa bertahan memakai benda itu di kepalamu selama itu"
"hahaha. namanya juga latihan"
"latihan untuk apa?"
"di agamaku, benda ini -aku nyebutnya jilbab (veil)- digunakan sebagai penanda kalau seorang gadis telah memasuki usia dewasa.. tapi sebenernya jilbab ini nggak cuma sebagai penanda, ini juga digunakan sebagai pelindung kecantikan luar perempuan dan nunjukin kecantikan hati si perempuan. kamu mau nyoba?"

Akhirnya malam diakhiri dengan mengajari Petina menggunakan jilbab, dan aku berjanji dalam hati untuk memberikannya sebuah jilbab pada esok harinya. Sayangnya keesokan harinya aku nggak ketemu dia di ruangan makan, jadi jilbab itu kutitipkan ke teman 1 timnya, Stevan, yang kebetulan ketemu di jalan. Aku pikir udah nggak akan ketemu Petina lagi, soalnya sorenya kita udah harus pulang ke Indonesia dan dia juga udah harus pulang ke Jerman..

Ternyata selesai makan siang dan beres-beres, saat udah nurunin koper ke halaman depan, aku ngelihat Petina lari dari pintu gedung seberang dan langsung meluk aku sambil nangis dan bilang kalo dia seneng banget sama jilbabnya. Dan itu benar-benar menjadi tangis pertamaku di Rusia. Entah kenapa, aku ngrasa sayaaang banget sama temanku yang satu ini, dan alhamdulillah sampai sekarang kami masih kontak-kontakkan lewat email :')

Oke, cukup adegan sinetronnya ^_^,
inti cerita yang ini adalah terbuktinya ucapan "barangsiapa yang tidak mengisi kesibukannya dengan hal yang baik, maka ia akan disibukkan dengan hal buruk",
siapa yang nyangka dengan menghindari disko aja bisa berakibat menjilbabi seorang perempuan bule dan bahkan menjalin persahabatan yang sangat akrab dengannya? Aku sendiri aja masih nggak nyangka. haha ^_^v

Part 2 selesaai :D Entah bakal ada part selanjutnya atau enggak, kisah di sana terlalu banyak sampai nggak cukup kalo cuma dilukiskan dengan kata-kata ^_^
Maaf kalo ada yang kurang berkenan, penyebutan nama-nama di dalam cerita ini insyaAllah udah memikirkan baik dan buruknya :)

Pesan terakhir: mari bangga dengan jilbab, mari bangga dengan hijab, mari bangga dengan islam :D
Seorang astronot itu harus menggunakan pakaian astronot lengkap kalo pergi ke luar angkasa supaya bisa hidup,
maka kita juga harus mejaga pakaian islam kita kemanapun kita pergi..
Dan lagi, kalau kita sendiri nggak bangga dengan islam, bagaimana mereka yang non-islam bisa memandang baik agama kita? :)

Hidupkanlah islam dan hiduplah di dalamnya,,
tenang aja,
islam itu nggak pernah menyulitkan kok,
islam selalu mempunyai jawaban atas setiap masalah kita di lingkungan..

Mungkin kalian bosan mendengarnya,
tapi saya bangga dengan islam,
dan saya bangga dengan jilbab saya :)

Next Posting : belajar islam dari adekku yang paling kecil ^_^

When in Moscow, I'm proud to be a moslemah :)

-catatan yang udah lama cuma disimpan di notes FB, akhirnya sempet juga buat ngepost di blog :B


Hanya ingin berbagi sedikit cerita.. Sebuah cerita tentang jilbab kebanggaanku :)


Pernahkah kau pergi ke sebuah negara yang muslimnya sangat minoritas dan terkenal sbg negara yg paling menganut sex bebas?

Negara itu bernama Rusia, dan aku berada di negara itu sejak ahad lalu.

Tapi sekarang aku bukannya ingin menceritakan tentang budaya Rusia, kali ini aku ingin berbagi cerita betapa beruntungnya aku sebagai seorang muslimah yg berjilbab..


Negara ini 90% lebih penduduknya adalah non islam dan jaraang banget kita bisa nemuin makanan halal disini. Dan untuk itu, aku udah berjaga2 dgn membawa 1 kotak besar brownies seandainya disini benar2 sulit mencari makan.

Tapi kau tau?

Hari pertama di Rusia, saat memasuki sebuah tempat makan di Moscow State University, seorang waitres langsung mengajakku ke sebuah meja yang diatas meja itu ada tulisan "for moslem only".

Beruntung dalam rombongan tim indonesia aku berada di barisan paling depan waktu masuk ke tempat makan itu, karna ternyata waitres itu mengenali rombonganku sbg rombongan muslim begitu melihat jilbabku. Dan aku serta teman2 muslim lainnya bisa makan dgn tenang karna kami benar2 diberi makanan yang halal :D


Aku punya satu lagi cerita..


Kami sedang di Frankfurt Jerman sekarang, dan kami menemukan McD disini -makanan yg benar2 kami cari setelah 1 minggu makan makanan rusia yang rasanya aneh2-. Begitu ketemu McD tentu semua langsung memesan burger. Dan sekali lagi aku harus bersyukur karna aku berjilbab. Sewaktu giliranku memesan, aku memesan sebuah burger, dan sang waitres berkata:


" I'm sorry, our burger is made from pork. You are a moslem, right? I can give you a chicken if you want. Or you can wait for a moment, I'll cook some beef for you"


oh THANKS GOD, hampir aja darahku dikotori oleh daging babi. Dan lagi2 aku terselamatkan karna waitres itu melihat jilbabku.


Ya, jilbabku identitasku.


Betapa aku sangat sangaat bersyukur menjadi seorang muslimah yg berjilbab.

Betapa Islam benar2 memuliakan wanita dgn jilbabnya.

Islam menjaga wanita tidak hanya dari luar, tapi juga dalamnya..

Islam tak pernah memberikan suatu perintah tanpa ada manfaat2 dibaliknya..


Perintah Islam tak pernah memberatkan, perintah Islam justru sangat meringankan kita untuk menghadapi dunia luar yg keras.


So girls, please be proud of our veil..

Entah apa pendapat kalian tentang ceritaku ini, tapi yang jelas, pengalamanku ini menjadi alasan bertambah kuatnya rasa sayangku pada jilbabku..


I'm proud to be a moslemah,

and I really really ♥ my veil :)


Next posting : Still at Moscow; berjilbab itu mudah, berhijab itu yg susah -tapi susah bukan berarti tidak bisa :)