Pages

Thursday, September 26, 2013

Koreksian

Lokasi : Lab IT
S : Someone; A : Asdos lain; KA : Kepala Asdos

A1 : Kok telat sih, Sa?
S :   Iya, maaf Mbak, tadi bikin bekal dulu.
A2 : Sana ngajar di depan, mereka hampir selesai pretest tuh
S :   Kok aku lagi...... Aku mau ngerjain koreksian sama editan nih
A1 : Anak baru itu tugasnya ya ngajar, jangan protes
S : .................................... okey. (sudah biasa terbully)

S   : Mbak, Mas, udah pada sholat belum? Habis ini ada jadwal mahasiswa yang inhal (remidi) lho
A2 : Ya lalu?
S   : Ya kan ngajar.....
A5 : Kamu dong Sa yang ngajar. Udah siap kan kamu. Kami lagi ngoreksi nih
S   : ...........................................
(selesai ngajar yang inhal)
KA  : Tadi ngajar tambahan kan? Tandatangan di sini ya (nyodorin absen tambahan)
S    : Waaah tambahan gaji nih, Pak?
KA : Iya dong
alhamdulillaah.. :""

KA : Lagi ngapain, Sa?
S  : Ngulang koreksian minggu lalu, Pak. Kehapus semua datanya yang di ELS....
A1 : Lho kok bisa sih, Sa. Emang nggak disimpen?
S   : Ya disimpen lah. Lha gatau ini kok tiba-tiba di rapot nilainya anak-anak ilang semua
A3 : Udah ngoreksi ujiannya mereka belum?
S   : Beluuum
A2 : Gimana sih, Sa. Yang lain aja udah selesai ngoreksi lho.
S   : Ya kan dari kemarin aku ngajar teruss...
A5 : Suruh siapa ngajar terus. Buruan diselesaiin sana, nanti gajimu nggak keluar lho.
S   : .............................................. -______- 

Sesungguhnya mengoreksi itu lebih cepat lebih baik. Sebelum file koreksiannya nambah bejibun lagi.
Dan sesungguhnya setelah terbully selalu ada matahari yang siap bersinar.
Sekian.

*Dan sesungguhnya ngajar itu jangan dilihat dari gajinyaa


Bytheway, nanti atau besok saya ingin share tentang kuliah inspiratif saya tadi siang, masih tentang topik yang sama : gangguan jiwa. See ya! :)

Wednesday, September 25, 2013

Hukum Safar untuk Perempuan

bismillaahirrahmaanirrahiim...
-di bawah ini hanyalah pendapat dan kisah pribadi, mohon dimaafkan jika ada yang tidak berkenan

Sebenarnya tadi cuma ingin posting sedikit foto IMSF... dan ingin segera tidur karna besok harus menguji adek-adek mahasiswa dari pagi sampai sore.. (mereka besok ujian responsi......)

Tapi saya kembali lagi membuka blog karena mendadak merasa harus membuat tulisan tentang ini. Dari kemarin ada yang menanyakan tentang hal ini terus-menerus.

Ada yang masih heran ya tentang keputusan saya pergi-pergi? Apalagi ke luar negeri?
Iya, saya tau kok tentang hukum safarnya wanita yang harus disertai mahrom dan sebagainya....

Sebagai gantinya, saya dan suami juga sudah pernah ke kajian Ustadz Didik Purwodarsono (di KRPH Masjid Mardhiyyah) yang kebetulan membahas tentang Hukum-Hukum Safar.

Karena koneksi internet sedang tidak bersahabat, saya tidak bisa mencarikan artikel-artikel yang bersangkutan.. Tapi saya akan mencoba meringkas kajian Ustadz Didik tersebut berdasarkan catatan di buku saya..

Waktu itu beliau membacakan sebuah hadist mengenai kewajiban wanita yang harus ditemani mahromnya ketika Safar.
Lalu beliau berkata,
"Kesalahan orang-orang sekarang adalah, ngajinya kurang. Nggak tuntas. Jadi selalu saja menelan mentah-mentah sebuah dalil, tanpa tau ilmu dan juga intisari kenapa dalil tersebut berlaku.

Sekarang kita ambil sebuah contoh. Di jaman dulu, ketika keadaan masih jahiliyyah, ketika tanah masih gersang, dan ketika semuanya hanya berupa gurun dan gurun, orang-orang (tidak hanya wanita) sangat rawan untuk melakukan perjalanan jauh. Ada berbagai banyak hal yang bisa terjadi di jalan, mulai dari dehidrasi, munculnya perompak atau pembunuh, dan lain sebagainya. Perjalanan yang bagi laki-laki saja berbahaya, apalagi bagi wanita.

Maka muncul lah kewajiban bersafar ditemani mahrom itu bagi wanita.

Sekarang seandainya saya menganut dalil tersebut, itu berarti sama saja anak saya juga nggak akan pernah ada yang kuliah di luar kota (anak perempuan saya sekarang kuliah di IPB, Bogor).

Seandainya saya menganut dalil tersebut, berarti saya bukan hanya harus mengantar anak saya sampai ke Bogor. Tapi saya juga harus menunggui dia di kosnya di sana, lalu menemani dia ketika ke kampus, juga membersamai dia jika rapat atau berorganisasi, dan lain-lain.

Namanya "wanita ditemani mahrom" itu ya seperti permisalan saya di atas ini.
Tapi kenyataannya kan tidak demikian?

Jadi saya memilih untuk mengambil intisari dari dalil-dalil tentang safar tersebut, karena saya orang berpendidikan.

Hemat saya, asalkan si akhwat tersebut aman ketika safar (baik di perjalanannya, atau di tempat tujuannya, atau di lingkungannya), itu sudah saya halal kan untuk bersafar.

Lain halnya kalau anak saya pergi safar ke negara Israel yang jelas-jelas negara musuh Islam dan nyawa serta harkat martabatnya terancam, tentu saja akan saya larang."

dan lain sebagainya.. untuk yang mau minta rekaman kajiannya juga bisa minta ke saya langsung,, atau download di webnya KRPH...

Kami sih maunya ya satu negara, lha tapi keinginan kami ternyata bukan keinginannya Allah, lalu gimana dong? T.T

Yang saya herankan, dan membuat saya sedih adalah, orang-orang yang seperti tidak setuju dengan safar saya ini, padahal suami saya saja sangat sangat mendukung.... Bahkan untuk lomba-lomba akademik dan segala hal berbau akademik juga suami saya sangaat mendukung saya. Begitu juga dengan orangtuan kandung maupun mertua saya..

Yang saya herankan lagi, kenapa justru Tunisia yang dikecam? Yang jelas-jelas negara Islam?
Dulu ketika saya pergi ke Rusia tahun 2011, kalian kemana? Kenapa tidak ada yang berkomentar?
Padahal jelas-jelas Rusia itu negara yang sangat komunis dan minoritas Islam.
Ketika saya ke Singapura tahun 2010, kok juga baik-baik saja? Tidak ada yang berkomentar?

Hmmm... :(
Yah, kita kan memang tidak bisa mencegah berbagai macam tanggapan kritik maupun respon kan? :(
Yang penting bagi saya adalah suami saya ridho, suami saya tidak merasa terdzolimi dengan berbagai kegiatan akademik saya (minimal saya masih bisa menemani suami sarapan sebelum berangkat mengajar, dan juga sempatmenyiapkan bekal makan siang untuk makan suami saya di kampus, dan juga saya selalu menjaga jam malam saya)

Saya merasa bersyukuur sekali punya suami yang punya banyak hafalan Qur'an dan Hadist, yang bisa menjadi imam dan murobbi yang luar biasa di rumah, dan juga bisa menelaah hal-hal tersebut sesuai syariat dan juga keilmuan..
Ukhibukum fillah, sayang... :")

Ohya sedikit tambahan lagi dari suami saya,, beliau pernah mendapat sebuah cerita dari Umminya...
ada seorang akhwat yang juga saklek dengan hukum tentang wanita safar harus bermahrom. Saking sakleknya, beliau ini nggak pernah mau keluar rumah untuk pergi belanja ke pasar, karena nggak ada mahrom. Begitu juga dengan aktivitas-aktivitas lainnya di luar. Akhirnya akhwat ini meminta kepada kakak atau adiknya menggantikan dirinya untuk pergi belanja atau yang lain.

Ummi lalu berkomentar, "Kalau begitu sama aja dong, dia nggak mau melakukan hal itu tapi dia malah menyuruh saudarinya yang lain yang melakukan hal itu untuk dia."

Enough said dari saya dan suami,,
kami rasa teman-teman punya lebiih banyaak referensi dan juga pendapat-pendapat tentang hal ini, dan juga lebih pintar untuk memilah-milah mana yang sesuai dengan hati dan kondisi teman-teman.. :)

Kami hanya ingin berbagi sedikit pendapat kami dalam masalah ini, dan semua yang tertulis di atas adalah murni dari kami, sekali lagi mohon maaf jika ada yang merasa kurang berkenan..

Kami pamit tidur yaa,,, wassalaamu'alaykum warrahmatullahi wabarokatuh. :)


Tuesday, September 24, 2013

Best Friends? They are more like sisters! :)

Mau ngasih sedikit oleh-oleh dari IMSF 5th... :)

wajah-wajah ceria para finalis maupun delegasi di hari penutupan IMSF 5th.. :D


subhanallaah,, disusulin sama teman-teman PH Al Jundi yang akhwat di hari terakhir...
ukhibbukum fillah.... :"")

Oh ya,, ada special picture nih.....
Jadi, ternyata di sana saya menemukan kembaran-kembaran saya..... ~_~
Iya, yang di atas ini namanya Sasa semua.......
Lucu yhaa,, hihi >.<

"Friendship isn't a big thing.
it's a MILLION little things."

alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah...
Saya sangat bersyukur Allah sudah memberikan detik-detik yang begitu bermakna, dan memberkati dengan suami dan juga sahabat yang luar biasa sekali..... Semoga bisa reunian di syurga yaa semuanya..... :"D

Bipolar Disorder

**reshare dari teman kampus saya yang bernama Ainun... :)

Kemarin, dapet materi kuliah dari salah seorang dosen.
Do you know bipolar disorder?
Bipolar disorder adalah salah satu gangguan berupa perubahan mood dua kutub.
Kadang-kadang dia depresi (sedih dan kehilangan semangat) , kadang-kadang dia seneng banget.

Bahayanya, bipolar disorder ini bisa berulang-ulang.
Dan sekurang-kurangnya gejalanya 2 minggu.

Sempat kepikiran sih, jangan-jangan.. salah satu diantara temenku ada yang seperti itu.
We should be aware of that.

Tapi kemudian dosen berkata.. kalo kita menjauhi mereka, kasihan.
Orang dengan depresi, bipolar, dll.. mereka butuh banget dukungan kita dan kita malah menjauh karena kita takut sama mereka..
Justru dengan kita menjauh, bakalan memperparah gangguan jiwa mereka.

Nahlo.. *_*
makanya ketika ada temen kalian yang mulai menjauh dari aktivitas sosial atau yang lainnya, deketin.
Jangan dijauhin.
Lebih baik mencegah daripada mengobati kan? :)
Itu aja guys yang bisa aku bagi kali ini.
Semoga bermanfaat and have a nice day! :"D

"Kadang kita sibuk bicara, lupa melihat" - dr.Shanti

Friday, September 20, 2013

Surprise Again

subhanallah.... alhamdulillah...

Ketika sedang ribet menyelesaikan power point untuk berangkat ke Semarang nanti sore (dan rela membolos kuliah pagi ini), mendadak mendapat sms dari seseorang..... dan menjadi kejutan bahagia yang ke sekian di bulan ini

Dosen DPA saya menawarkan sebuah research milik beliau, yang juga dibimbing langsung oleh beliau. 

Surprise? Bangeeett... Kan jadi sedayung dua pulau, bisa untuk skripsi saya juga :D (yang dari kemarin belum juga tersentuh lagi, hehe)

Jadi ingat lagi sama postingan saya kemarin di awal bulan, kejutan dari Allah itu memang slalu nggak bisa diperkirakan dan disangka-sangka ya.... subhanallah... :')

Jadi semangat lagi deh bikin power pointnya,, hap hap semangattt!!! ^_^b

Untuk yang menanyakan, kenapa sih saya dan suami semangat banget untuk sekolah tinggi-tinggi, kenapa nggak mementingkan kerja dulu -- karenaa kami ingin anak-anak kami besok bangga punya orangtua seperti kami, dan menjadikan kami rolemode bagi mereka..

Kami ingin anak-anak kami besok melihat abinya sebagai seseorang yang sukses dari bidang akademik, dan juga melihat uminya yang walaupun hanya jadi ibu rumah tangga tapi juga punya background akademik yang kuat, jadi supaya anak-anak kami besok punya motivasi yang sangaaaat besar di akademik dan bisa jadi jundi-jundi Allah yang luar biasa di muka bumi... aamiinn.... :"D

*Cepat Lulus*
*Terus Berprestasi*
*Sekolah setinggi-tingginya*
*and become a GREAT mother*

Dedek sedang apa di atas sana?
Doakan calon abi dan umi mu ini yaa,,, semoga kita bisa segera dipertemukan... :""")

Wednesday, September 18, 2013

Skenario yang Terbaik

*
Engkau tahu, duhai tetes air hujan,
kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, 
tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya. 


Engkau tahu, duhai gemerisik angin,
kalau boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata,
 tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.
 

Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan,
setiap kali kau berseru ‘tokekk’, aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya ‘iya’, dan berharap kau berhenti jika memang sudah ‘iya’, 
tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya. 


Engkau tahu, duhai retakan dinding,
sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir,
 tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, 
tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya. 


Wahai orang-orang yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. 
Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya,,
Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan.
..Percayakan pada yang terbaik..
*Tere Liye


Allah memang sebaik-baik pembuat skenario... sebaik-baik pemberi kisah... loving you as always, my dearest husband... :"")

Tuesday, September 17, 2013

My Another Journey...

bismillaahirrahmaanirrahiim...

Untuk bulan ini hanya berharap satu hal, semoga Allaah selalu dan selau menjaga langkah kaki ini untuk tegar di jalan-Nya...

Beberapa waktu lalu saya pernah membuka bulan ini dengan tulisan di sini, dan saat itu saya memang hanya mengharapkan hal itu, lancarnya skripsi saya..

Meskipun masih ada banyaak sekali target-target saya di tahun ketiga ini, tapi saya berpikirnya hanya itu yang ingin saya lakukan di bulan September ini.

Tapi ternyata Allaah berkehendak lain..

Hanya berselang beberapa hari setelah tulisan itu saya buat, datang sebuah berita gembira :
saya lolos program student exchange nya mahasiswa kedokteran.

Meskipun bercampur aduk antara perasaan senang sedih dan bingung, tapi pada akhirnya saya dan suami memutuskan untuk menanggapi berita itu dengan bahagia.

Dan belum hilang perasaan bahagia itu, selang sehari datang lagi kabar membahagiakan berikutnya :
saya lolos dan keterima menjadi asisten dosen (asdos) di laboratorium IT kampus saya..

Rasanya sangat luar biasa. Berawal dari sebuah keisengan semata, dan juga tanpa harapan yang muluk-muluk (karena yang ikut seleksi juga semuanya pinter-pinter, dan banyak), ternyata saya berhasil menjadi satu dari tiga mahasiswa yang diterima dari angkatan saya..

Sejak itu dimulai lah aktivitas non stop sehari semalam.. Apalagi setelah ternyata judul skripsi saya disetujui oleh dosen pembimbing saya, dan saya dipersilahkan mulai mengerjakan proposalnya.

Yang sebelumnya sudah padat kuliah, sekarang aktivitas di kampus saya dobeli dengan bolak-balik ke lab untuk ngajar adik-adik mahasiswa. Ngajar dari pagi sampai sore,, yang berhasil membuat kaki saya jadi mati rasa pada malam harinya. Belum lagi mengerjakan silabus materi untuk mereka, membuat soal-soal, mengoreksi tugas-tugas mereka, dan juga mengedit materi dosen yang akan dicetak sebagai buletin.. dan juga berusaha mulai segera menyelesaikan proposal skripsi saya.

Walaupun saya lebih ingin fokus ke skripsi saya (saya nggak enak sudah ngeloby dosen duluan padahal sebenarnya belum jatahnya untuk bikin skripsi, jadi saya harus menjaga komitmen saya dengan beliau) tapi justru minggu-minggu ini waktu saya lebih banyak terkuras ke kuliah dan ke agenda saya ngasdos.. dan juga organisasi (ah, ya, sekarang sedang heboh-hebohnya open recruitment dan juga makrab)

Baru saja mau mulai untuk merapikan manajemen waktu, mendadak kemarin mendapat sms dari panitia IMSF kalau karya esai ilmiah saya lolos sebagai sepuluh besar dan saya diundang untuk presentasi di IMSF Undip jum'at pekan ini..

Subhanallahh..... saya saja sampai lupa kapan dan kenapa saya dulu mengirim karya saya itu, kenapa kok ya lolos...

Kesannya kufur nikmat banget ya,, astaghfirullah... Tapi serius, saya sedang ingin sedikit istirahat..

Kalau bukan karena mewakili Rohis Kampus saya dalam IMSF, yang kebetulan diselenggarakan oleh FULDFK (Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran), mungkin saya nggak akan mau berangkat.. Keberangkatannya saja hanya tinggal dua hari lagi, dan dua hari itupun saya full ngasdos dan juga mengedit materi... saya belum prepare sama sekali untuk presentasi... :(

Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Semoga Allaah selalu menjaga langkah kaki kita dalam kebaikan,,
semoga Allaah selalu menjaga niat dan semangat kita di dalam jalan-Nya..
dan semoga setelah ini jangan ada berita membahagiakan yang lain dulu, paling tidak dalam kurun waktu dua minggu ini.. saya ingin sedikit istirahat...

Kalaupun ada berita lain lagi, semoga memang itu yang terbaik untuk saya, dan saya mampu menghadapi berita tersebut,
dan semogaa Allaah menguatkan bahu dan kaki ini untuk terus menopang semuanya...

aamiin... :')

Tuesday, September 10, 2013

Perihal Wanita Menikah yang Berkarir (PART 2)

bismillaahirrahmaanirrahiim...

Ingin melanjutkan postingan saya di sini beberapa waktu lalu yang ternyata sangat ramai dikunjungi orang-orang (trafficnya langsung mencuat ke ranking 1 popular posts)..

Kemarin, waktu postingan saya itu sedang ramai-ramainya dengan komen, suami saya bilang,
"dek, kayaknya ada yang beda penafsiran deh tentang tulisanmu itu...."

Saya sih nggak ngeh mana yang bikin salah penafsiran.. Sampai tadi teman-teman saya ada yang menegur, "Sasaa, kamu lolos exchange ya? Bukannya katamu perempuan yang udah nikah itu jadi ibu rumah tangga aja? Kok kamu malah pergi-pergi?"

Dan bukan hanya satu dua orang aja yang menanyakan.. Walaupun lebih banyak yang memberi selamat daripada mempertanyakan hal tersebut. Dan pertanyaan itu lah yang membuat saya tiba-tiba sadar dimana kesalahan persepsi yang dulu disebut-sebut sama suami saya itu.

Jadi begini ya,, terkait dengan judul tulisan saya "Wanita Menikah yang Berkarir-Sunnah pun Tidak"...
Point pertama saya adalah :

Wanita Menikah itu TIDAK SUNNAH untuk Berkarir

Berkarir di sini saya batasi dalam konteks mencari nafkah lho ya..
Bisa dilihat dari sebuah ayat di Al Qur'an:
Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang telah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka melahirkan.” (Ath-Thalaq: 6)

Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak seperti yang diperintahkan dalam ayat diatas. Dan kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak berlaku meski suami miskin dan atau istri dalam keadaan kaya/berkecukupan.

Ayat lain menyebutkan :
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah ‎ berikan kepadanya. ‎Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Ath-Thalaq:7)

Nafkah yang harus dipenuhi suami kepada istri, antara lain tempat tinggal, makan dan minum, pakaian, dan biaya kesehatan ketika sakit. Hal tersebut adalah nafkah yang utama disamping nafkah lainnya yang mengikuti sesuai dengan kebutuhan.

Which means, suami berkewajiban memberikan tempat tinggal untuk ditempati bersama demi mewujudkan ketenangan dan cinta kasih diantara keduanya. Tempat tinggal tidak disyaratkan harus hak milik suami, karena dapat juga sewa atau berupa pinjaman. Mengenai makanan dan minuman, suami juga berkewajiban memberikan nafkah sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, seperti misalnya suami menyediakan berbagai peralatan dapur serta memberikan uang belanja agar istri dapat memasak. Suami pun wajib memberikan pakaian kepada istri dengan yang baik. Dan mengenai pakaian bagi istri, Islam telah mengatur bagaimana pakaian yang sesuai syariat, di mana suami lah yang berkewajiban untuk menjaminnya.

Jadi saya rasa jelas sekali ya di sini, bahwa kesemua permasalahan materi tersebut dibebankan Allah kepada suami, bukannya kepada istri. Dan di sanalah letak ke-wajib-annya. Sedangkan istri? Apa tugasnya? Tugas istri itu mudah : hanya taat dan hormat kepada suami. Titik nggak pakai koma.

Saya akan menukilkan sebuah kisah terkait hal ini..

Seorang perempuan datang memohon nasehat pada Nabi Muhammad SAW.
Nabi menanyakan apakah dia memiliki suami, dan perempuan itu mengiyakan. 
Kemudian Nabi menanyakan apakah dia melayani suaminya. Perempuan itu menjawab dia melakukan apa yang bisa dia lakukan.
Kemudian Nabi berkata pada perempuan tersebut: “Engkau sama dekatnya dengan Surga dan sama jauhnya dari Neraka sebagaimana dekatnya engkau dalam melayani suamimu”, 
dan dalam riwayat lain dikatakan : “suamimu adalah Surgamu atau Nerakamu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Atau ada juga hadist seperti di bawah ini :
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Jika aku boleh memerintahkan seseorang untuk menyembah yang lain, aku akan memerintahkan istri untuk menyembah suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hanya dari dua hadist itu saja sudah dapat dipastikan ya bagaimana pembagian tugas wajib bagi antara istri dan suami. Suami itu wajib menafkahi, dan istri wajib taat pada suami.

Lalu bagaimana dengan wanita yang berdagang atau mengajar atau yang lain?
Kembali lagi ke bahasan utama saya tadi, sudah sangatt saya tegaskan bahwa yang saya garis bawahi dalam kalimat berkarir itu adalah mencari nafkah, dimana artinya sang istrinya yang "dipaksa" atau "memaksakan diri" untuk menjadi tulang punggung keluarga, dan bekerja keras demi memenuhi kebutuhan di rumah.

Meskipun ketika masuk ke konteks "istri wajib taat pada suami" dan kemudian suaminya yang justru meminta istri untuk ikut bekerja mencari nafkah, ya itu urusan mereka kan. Yang jelas, kalau kata suami saya, sangat nggak pantas bagi suami itu untuk meminta istri juga ikut bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena suami lah yang diwajibkan Allah untuk urusan itu.

Dan mungkin banyak yang harus diluruskan dari persepsi ini. Di sini saya ingin kembali menegaskan : tidak ikut mencari nafkah bukan berarti si wanita itu harus selalu ada di rumah.

Iya saya tau wanita itu punya banyak potensi. Iya saya tau banyak sekali lapangan pekerjaan sosial yang sangat membutuhkan SDM wanita. Dan tulisan saya kemarin benar-benar tidak bermaksud untuk melarang itu. Bahkan suami saya pun juga mengijinkan saya untuk berwirausaha, suami saya mengijinkan saya untuk bersekolah setinggi-tingginya, dan beliau juga mengijinkan saya untuk keluar rumah demi aktivitas-aktivitas da'wah. 

Yang kami tekankan adalah : semua aktivitas itu bukan dalam rangka kewajiban mencari nafkah. Itu semua murni untuk aktivitas sosial, untuk da'wah, juga untuk memperkaya diri terhadap ilmu pengetahuan.

Untuk teman-teman yang mungkin kemarin datang ketika saya mengisi talkshow tentang menikah muda, saya di sana menjelaskan bahwa sejak awal saya dan suami memang sudah sepakat untuk studi dengan setinggi-tingginya, meskipun kami tidak mengesampingkan peran dalam rumah tangga.

Saya tetap melanjutkan program sarjana saya, walaupun pulang ke rumah ya tetap harus bersih-bersih rumah, menyiapkan makanan, dan lain sebagainya.
Suami saya juga lanjut terus program magisternya, meskipun jadi sering pulang larut karna setelah kuliah harus ngantor, dan sebagainya.

Kami sih berharapnya setelah ini nggak ada lagi yang salah persepsi dengan tulisan saya yang dulu itu. Dan semoga juga nggak ada yang justru jadi menganggap kami itu tidak setuju dengan istri yang beraktivitas sosial ataupun melanjutkan studinya, karna toh kami sangat sangat mendukung aktivitas pasangan suami-istri yang tidak pernah berhenti mengembangkan kualitas diri. Understand? :)

Dan tentang keputusan saya untuk ikut program student exchange.....
Jadi begini, itu panjang banget ceritanya ~__~

Di jurusan saya, yang mana menggunakan sistem blok, ada sebuah blok berjudul "blok elektif" yang memberi kebebasan pada mahasiswanya untuk mengisi blok itu dengan apapun.
Ada tiga pilihan dari jurusan saya :
1. ikut program exchange
2. melakukan penelitian (di luar skripsi) mengenai herbal (atau apa gitu, lupa)
3. membuat film edukasi

Saya pertamanya nggak tertarik untuk ikut exchange ya, rasanya masih berat pergi dari indonesia (ceileh) jadi saya waktu ikut mikirnya ya mau melakukan penelitian aja.

Sampai kemudian suami saya bilang,
"Dek, mas keterima program magisternya yang double degree, jadi tahun depan berangkat ke Taiwan."

Huwaa,,, saya ditinggal doong.... T__T

Langsung patah hati lah ya, sampai nggak nafsu makan segala (bo'ong banget, wkwk)
Akhirnya ketika ada pengumuman lagi tentang pendaftaran program exchange-nya itu, saya ndaftar deh... Dan salah satu negara yang saya pilih ya Taiwan itu, biar besok nggak usah mikirin tempat tinggal, kan bisa nebeng di tempatnya suami. hihi

Akhirnya ikut serangkaian seleksi.... mulai dari seleksi berkas, lalu tes listening, lalu wawancara...
Sampai akhirnya pada tanggal yang ditentukan, belum ada pengumuman apa-apa. Haha.

Udah hopeless rasanya, yah emang nasib kalau nggak lolos juga nggak masalah....

Lalu mendadak kemarin sore (setelah lewat beberapa minggu dari tanggal yang dijanjikan) ternyata baru ada itu pengumumannya.... Dan dari sekian banyak yang mendaftar dan ikut seleksi, saya termasuk satu diantara 25 mahasiswa yang lolos untuk program exchange itu...

Seneng? Iya lah, banget...
Sayangnya, ketika saya liat, berkas saya masuk di negara mana, ternyata di Tunisia.
Iya, Tu-ni-si-a.

Ya ampun, itu mananya Taiwan??
Saya ngucek-ngucek mata saya berkali-kali.
Akhirnya buka google map..

Dari yang sebelumnya begini :

Indonesia -- Taiwan

Sekarang justru akan jadi begini :

Tunisia -- Taiwan


Haduuh,, jaut amat ya...... ~___~
Itu mah bukannya tambah deket, malahan tambah jauuh pake banget banget... =__=

Kalau melihat saya hari ini sih, mungkin kelihatannya saya itu baik-baik aja..
Coba lihatnya tadi malam... waktu saya nangis-nangis nggak jelas..... ckckck....

Entah apa skenario Allah pada saya dan suami saya, mungkin Allah sengaja memilihkan Tunisia karna itu merupakan negara Islam (yang entah kenapa justru bahasa utama di sana adalah bahasa Perancis -__-), atau mungkin Allah memang sengaja menjauhkan kami supaya besok kangen-kangenannya lebih terasa (apa deh)....

Yang jelas pena telah kering dan lembaran telah dilipat...
Kami hanya meyakini, bahwa segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha dan qadar.. Keyakinan kami bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak akan pernah ada dan terjadi tanpa sepengetahuan, izin dan ketentuan Allah SWT.. Jadi ya kami di sini berusaha legowo, ya udah, niatnya kan untuk menuntut ilmu kan ya... Bismillaahirrahmaanirrahiim aja.... :""")


#Nah, tulisan penutup ini sekaligus menunjukkan, bahwa saya dan suami tidak pernah berpendapat bahwa wanita yang sudah menikah itu nggak berhak untuk keluar rumah atau beraktivitas sosial. Apalagi tentang menuntut ilmu.
Kalau kata suami saya sih, "yang penting jangan sampai yang *sunnah pun tidak* itu justru mengalahkan yang *wajib* bagi istri, yaitu taat dan patuh pada suami..." :)

##Step selanjutnya adalah semakin giat latihan english dan french (saya memaksa suami saya buat ikutan nemenin saya les bahasa perancis, wkwkk... ^^)

*oh iya, bytheway, karna ada yang menanyakan... enggak, saya enggak berangkat sendirian kok. saya berangkat bareng teman akhwat saya yang bernama Annisa Aninditta Lathifah. Ada mahramnya, jadi tenang aja.. :) Dan suami saya justru sangat mendukung keberangkatan saya ini ^_^

Akhir kata,,, semoga postingan kali ini sekaligus mengclearkan postingan saya sebelumnya ya ^___^ 
see ya! ;)

Friday, September 6, 2013

Hello September!

bismillaahirrahmaanirrahiim...



Masyaa Allah, ternyata bulan September sudah berjalan lima hari...

Apa yang sudah dilakukan?

Menyelesaikan tugas sebagai delegasi di Temilnas (masuk sepuluh besar) dan mempresentasikan karya.
Menyelesaikan amanah sebagai pemandu di OSDI (Orientasi Studi Dasar Islam) 2013.
(Hampir) Menyelesaikan amanah sebagai PJ Pemandu di MATAF (ospek kampus saya).
Menyelesaikan beberapa karya untuk kemudian dikirimkan ke lomba-lomba yang ber deadline Agustus.

ini cocard saya.. tiga cocard, lima hari, dua kota..
Untuk beberapa hari yang luar biasa hectic ini, saya benar-benar mengucapkan terimakasiih yang sebesar-besarnya untuk suami saya yang sangat sangat mensupport dan mendukung kegiatan saya dengan pengertian dan tenaganya.... I love you so much, dear... Kalau ditanya, dalam skala satu sampai sepuluh, seberapa besar rasa cinta saya, saya akan menjawab : more than a thousand! :"D

Apa yang ingin dilakukan?

SE-KE-RIP-SI !!!
Iya, skripsi. Saya berbulan-bulan lalu sudah sering berdialog dengan dosen pembimbing akademik (DPA) saya, saya ingin segera mengerjakan skripsi saya. Tapi beliau selalu bilang, "kamu kan belum dapat kuliah blok tentang metopen (metode penelitian), masa udah ngerjain skripsi??"

Hellooo ibuk dosen saya yang tercinta........ Jaman gini gitu lhoh.... Masa' bikin skripsi aja harus menunggu kalo udah dapet kuliahnya..... o___0""

Saya rasa beruntung banget ya jurusan lain yang memakai sistem SKS (sistem kredit semester) yang bisa milih-milih kuliahnya dan bisa ada kesempatan untuk lulus lebih cepat. Sedangkan kedokteran? Dengan sistem blok, mana ada acara lulus cepat-cepatan atau kurang dari empat tahun, semua mata kuliah kan sudah diatur dari atas, jadi ya cuma bisa pasrah ngikutin jadwal yang sudah ditentukan.

Makanya seminggu ini (dengan segala ke-hectic-an saya di bandung dan jogja) saya sudah mulai nge-loby seorang dosen buat mengajukan kasaran skripsi saya. Ini sudah mau masuk semester ke 5 lhoh ya,,, masa harus nungguin akhir semester 6 buat mulai mengerjakan skripsi (karna kuliah tentang metopen baru ada di akhir semester 6)??

Saya itu pinginnya cepet skripsi, cepet selesaiin ujian-ujian yang ada, kemudian lulus! Trus bisa nemenin suami saya yang kuliah di luar.

Untuk lulus kedokteran sekarang aja kan minimal skripsinya udah terpublikasikan di jurnal nasional atau internasional, lhah kalau ngerjainnya ditunda-tunda trus kapan lulusnya dongg... T__T

Urusan ngomong ke DPA saya ya nanti aja deh dipikirinnya. Yang penting jalan dulu skripsinya. Semoga DPA tercinta saya itu mau segera berubah pikiran ya..

Jadi target utama saya bulan ini ya itu : SE-KE-RIP-SI.
Pekan depan baru mau mulai bimbingan awal nih, doakan yaa.... Semoga yang ikut mendoakan nanti juga bisa memperoleh kebaikan yang serupa, aamiin..


GO GO GO SEKERIPSII