Pages

Wednesday, September 25, 2013

Hukum Safar untuk Perempuan

bismillaahirrahmaanirrahiim...
-di bawah ini hanyalah pendapat dan kisah pribadi, mohon dimaafkan jika ada yang tidak berkenan

Sebenarnya tadi cuma ingin posting sedikit foto IMSF... dan ingin segera tidur karna besok harus menguji adek-adek mahasiswa dari pagi sampai sore.. (mereka besok ujian responsi......)

Tapi saya kembali lagi membuka blog karena mendadak merasa harus membuat tulisan tentang ini. Dari kemarin ada yang menanyakan tentang hal ini terus-menerus.

Ada yang masih heran ya tentang keputusan saya pergi-pergi? Apalagi ke luar negeri?
Iya, saya tau kok tentang hukum safarnya wanita yang harus disertai mahrom dan sebagainya....

Sebagai gantinya, saya dan suami juga sudah pernah ke kajian Ustadz Didik Purwodarsono (di KRPH Masjid Mardhiyyah) yang kebetulan membahas tentang Hukum-Hukum Safar.

Karena koneksi internet sedang tidak bersahabat, saya tidak bisa mencarikan artikel-artikel yang bersangkutan.. Tapi saya akan mencoba meringkas kajian Ustadz Didik tersebut berdasarkan catatan di buku saya..

Waktu itu beliau membacakan sebuah hadist mengenai kewajiban wanita yang harus ditemani mahromnya ketika Safar.
Lalu beliau berkata,
"Kesalahan orang-orang sekarang adalah, ngajinya kurang. Nggak tuntas. Jadi selalu saja menelan mentah-mentah sebuah dalil, tanpa tau ilmu dan juga intisari kenapa dalil tersebut berlaku.

Sekarang kita ambil sebuah contoh. Di jaman dulu, ketika keadaan masih jahiliyyah, ketika tanah masih gersang, dan ketika semuanya hanya berupa gurun dan gurun, orang-orang (tidak hanya wanita) sangat rawan untuk melakukan perjalanan jauh. Ada berbagai banyak hal yang bisa terjadi di jalan, mulai dari dehidrasi, munculnya perompak atau pembunuh, dan lain sebagainya. Perjalanan yang bagi laki-laki saja berbahaya, apalagi bagi wanita.

Maka muncul lah kewajiban bersafar ditemani mahrom itu bagi wanita.

Sekarang seandainya saya menganut dalil tersebut, itu berarti sama saja anak saya juga nggak akan pernah ada yang kuliah di luar kota (anak perempuan saya sekarang kuliah di IPB, Bogor).

Seandainya saya menganut dalil tersebut, berarti saya bukan hanya harus mengantar anak saya sampai ke Bogor. Tapi saya juga harus menunggui dia di kosnya di sana, lalu menemani dia ketika ke kampus, juga membersamai dia jika rapat atau berorganisasi, dan lain-lain.

Namanya "wanita ditemani mahrom" itu ya seperti permisalan saya di atas ini.
Tapi kenyataannya kan tidak demikian?

Jadi saya memilih untuk mengambil intisari dari dalil-dalil tentang safar tersebut, karena saya orang berpendidikan.

Hemat saya, asalkan si akhwat tersebut aman ketika safar (baik di perjalanannya, atau di tempat tujuannya, atau di lingkungannya), itu sudah saya halal kan untuk bersafar.

Lain halnya kalau anak saya pergi safar ke negara Israel yang jelas-jelas negara musuh Islam dan nyawa serta harkat martabatnya terancam, tentu saja akan saya larang."

dan lain sebagainya.. untuk yang mau minta rekaman kajiannya juga bisa minta ke saya langsung,, atau download di webnya KRPH...

Kami sih maunya ya satu negara, lha tapi keinginan kami ternyata bukan keinginannya Allah, lalu gimana dong? T.T

Yang saya herankan, dan membuat saya sedih adalah, orang-orang yang seperti tidak setuju dengan safar saya ini, padahal suami saya saja sangat sangat mendukung.... Bahkan untuk lomba-lomba akademik dan segala hal berbau akademik juga suami saya sangaat mendukung saya. Begitu juga dengan orangtuan kandung maupun mertua saya..

Yang saya herankan lagi, kenapa justru Tunisia yang dikecam? Yang jelas-jelas negara Islam?
Dulu ketika saya pergi ke Rusia tahun 2011, kalian kemana? Kenapa tidak ada yang berkomentar?
Padahal jelas-jelas Rusia itu negara yang sangat komunis dan minoritas Islam.
Ketika saya ke Singapura tahun 2010, kok juga baik-baik saja? Tidak ada yang berkomentar?

Hmmm... :(
Yah, kita kan memang tidak bisa mencegah berbagai macam tanggapan kritik maupun respon kan? :(
Yang penting bagi saya adalah suami saya ridho, suami saya tidak merasa terdzolimi dengan berbagai kegiatan akademik saya (minimal saya masih bisa menemani suami sarapan sebelum berangkat mengajar, dan juga sempatmenyiapkan bekal makan siang untuk makan suami saya di kampus, dan juga saya selalu menjaga jam malam saya)

Saya merasa bersyukuur sekali punya suami yang punya banyak hafalan Qur'an dan Hadist, yang bisa menjadi imam dan murobbi yang luar biasa di rumah, dan juga bisa menelaah hal-hal tersebut sesuai syariat dan juga keilmuan..
Ukhibukum fillah, sayang... :")

Ohya sedikit tambahan lagi dari suami saya,, beliau pernah mendapat sebuah cerita dari Umminya...
ada seorang akhwat yang juga saklek dengan hukum tentang wanita safar harus bermahrom. Saking sakleknya, beliau ini nggak pernah mau keluar rumah untuk pergi belanja ke pasar, karena nggak ada mahrom. Begitu juga dengan aktivitas-aktivitas lainnya di luar. Akhirnya akhwat ini meminta kepada kakak atau adiknya menggantikan dirinya untuk pergi belanja atau yang lain.

Ummi lalu berkomentar, "Kalau begitu sama aja dong, dia nggak mau melakukan hal itu tapi dia malah menyuruh saudarinya yang lain yang melakukan hal itu untuk dia."

Enough said dari saya dan suami,,
kami rasa teman-teman punya lebiih banyaak referensi dan juga pendapat-pendapat tentang hal ini, dan juga lebih pintar untuk memilah-milah mana yang sesuai dengan hati dan kondisi teman-teman.. :)

Kami hanya ingin berbagi sedikit pendapat kami dalam masalah ini, dan semua yang tertulis di atas adalah murni dari kami, sekali lagi mohon maaf jika ada yang merasa kurang berkenan..

Kami pamit tidur yaa,,, wassalaamu'alaykum warrahmatullahi wabarokatuh. :)


5 comments:

  1. nice article mbak. semangat mbak sashaa :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. smoga bermanfaat ya adek.. :) semangatt juga buat dek khusnul... :*

      Delete
  2. setuju nduk!!
    tetap sehatdan semangat ya! Insya Allah kan ridho suami sudah ridho Allah juga. jangan lupa belajar yang rajin dan oleh-olehnya! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah mbak ami... :D
      iya mbak, insyaaLLoh, aamiin :)
      salam buat keluarga ya mbak... ;D

      Delete
  3. Memang pendapat orang kan beda-beda kan ya uukh, yang terpenting kan yang menjalankannya bagaimana hehehe

    Ngomong-ngomong, sudah dikasih momongan belum nih ukh? hehehe :)

    ReplyDelete

Punya pendapat lain? Ada tanggapan? Atau kritikan?
Yuk, budayakan komen! ;) Mari berbagi pendapat.. :)

Tinggal ketik, post comment! Nggak perlu verifikasi ;D