Pages

Tuesday, October 1, 2013

Akan selalu "Satu Shaf di Belakangmu", Sayang..

Mengutip sebuah tulisan karya Namarappuccino,,
"Aku tahu, kadang-kadang hidup itu tidak adil--menurut kita, meski sebenarnya Tuhan selalu bersikap adil pada manusia yang diciptakan-Nya. Tetapi pada saat kamu merasa hal itu sedang terjadi, dimana kamu merasa sedang jatuh dan dunia memusuhimu, aku di sini, di satu shaf di belakangmu ketika kamu sudah pulang nanti.

Kamu bilang, aku 'rumah'mu. Bukan bangunan atau gedung, tetapi aku. Jadi, sejauh apa pun kamu pergi, kepadakulah kamu akan selalu kembali. Karena itulah, aku selalu di sini tidak pernah pergi apa pun yang menimpamu, dulu, sekarang, ataupun nanti. Karena akulah tempat kamu bisa selalu pulang. Jadi, setiap hari, aku bersedia menunggu, menyiapkan teh panas sementara kamu mengambil air wudlu. Lalu aku akan bersiap untuk berdiri satu shaf di belakangmu.

Dan ketika kamu lelah, aku juga selalu di sini. Menyediakan bahuku. Menemanimu bercerita untuk mengurai semua kisah satu demi satu, lalu mencari jalan untuk mengatasinya berdua. Karena untuk melihat senyummu, aku masih dengan senang hati berada satu shaf di belakangmu. 

Aku akan selalu satu shaf di belakangmu, dalam sholat berdua, atau dalam menjalani hidup berdua. Tidak hanya ketika berbahagia, tetapi juga ketika kamu sedang pada taraf jatuh sehingga tidak punya siapa-siapa. Karena aku tahu, kamu selalu melakukan hal terbaik yang kamu bisa untuk menjaga bahagiaku. Yang kamu minta hanyalah, aku tetap selalu berada di satu shaf di belakangmu. Bukan untuk selalu menjadi buntutmu, tapi untuk berdoa bersama dan berterima kasih bersama atas semua bahagia."

Berkali-kali membaca tulisan di atas, dan berusaha benar-benar meresapi makna perkalimatnya..

Ya, aku akan selalu satu shaf di belakangmu, Sayang...
dalam sholat berdua, atau dalam menjalani hidup berdua..

Rasanya seperti flashback kembali, membayangkan perjalanan pernikahan kita yang sudah berjalan lebih dari 9 bulan ini..

Bagaimana sabarnya engkau menghadapi semua proses pembelajaranku, sebagai istri maupun ibu rumah tangga, dimana masih sangat banyak kekurangannya di sana sini..
Di mana aku saja tak tau harus menyediakan kopi atau teh kepadamu, tak tau apa saja makanan kesukaanmu  maupun yang tak kau suka, dan banyak yang lain..
Tetapi kau dengan sabarnya membimbingku, memberitahukanku banyak hal tentang dirimu, memaafkan segala kekikukan yang kubuat di rumah...

Ah, kau tak pernah meninggalkanku sebagai imam, Sayang,,
lalu bagaimana aku akan dapat meninggalkanmu sebagai makmum...?

Aku juga akan selalu ada di sini, di sampingmu...
Menyediakan bahuku..
Menemanimu bercerita untuk mengurai semua kisah satu demi satu..

Rasanya air mata ini benar-benar tak bisa ditahan untuk menetes sekarang...

Teringat berbagai aktivitas kita yang masih menyandang status mahasiswa,,
aku dengan program sarjanaku, dan kau dengan program mastermu, dan juga dengan pekerjaanmu..

Berkali-kali kita pulang dengan membawa banyak kelelahan dari kampus,
dengan berbagai lika-liku dan permasalahannya,,,
di tengah keberusahaanku untuk menyembunyikan segala lelahku, aku melihatmu, Sayang,,
kenapa kau juga tidak menunjukkan lelahmu..?

Padahal aku tau sekali betapa melelahkannya aktivitasmu itu,
betapa penatnya kepalamu mengejar berbagai hal,,
tapi kau selalu pulang dengan wajah yang tersenyum, seolah yang kau lalui itu semuanya menyenangkan..

"Bagiku, ketika bertemu denganmu, semua kelelahan dan kepenatan itu hilang entah kemana..."

Katamu, ketika itu
Ah, ternyata kau memang sengaja menyembunyikan itu semua dariku, Sayang...

"Aku rumah mu, Sayang..."
lirihku, menahan hati yang kembali teriris

"Aku akan selalu di sini tidak pernah pergi apa pun yang menimpamu, dulu, sekarang, ataupun nanti.. Karena akulah tempat kamu bisa selalu pulang..
Ketika kamu lelah, aku juga selalu di sini.
Menyediakan bahuku. Menemanimu bercerita untuk mengurai semua kisah satu demi satu,
lalu mencari jalan untuk mengatasinya berdua..

Karena untuk melihat senyummu, aku masih dengan senang hati berada satu shaf di belakangmu.."

Seandainya saja,, kita dipertemukan ketika telah selesai semua dunia perkuliahan,, tentu aku akan bisa lebih banyak mengurusmu di rumah, Sayang... Bukan malah terkuras banyak aktivitas di luar sana...

"Justru dengan menikah di waktu kuliah seperti ini, kita bisa belajar bersama-sama tentang toleransi... Tentang bagaimana membagi peran di rumah, dan tetap bisa berprestasi serta berda'wah di luar sana.. Bukankah itu tujuan awal pernikahan kita?" katamu lagi, sambil tersenyum

Ah, kau memang selalu bisa membuat airmataku terjatuh, Sayang,,
bukan karena sedih, justru karena aku bahagia,, sangat bahagia,
mempunyai seorang lelaki yang sungguh selalu bisa mengingatkanku akan syurga...

Karena aku tahu, kamu selalu melakukan hal terbaik yang kamu bisa untuk menjaga bahagiaku..
Yang kamu minta hanyalah, aku tetap selalu berada di satu shaf di belakangmu.
Bukan untuk selalu menjadi buntutmu, tapi untuk berdoa bersama
dan berterima kasih bersama atas semua bahagia..


Dan aku juga akan selalu berusaha yang terbaik untuk menjaga bahagiamu, Sayang, bahagia kita... :')

10 comments:

  1. subhaanallah mba Sasa,,, ceritanya benar-benar menginspirasi,,, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah ya mba... ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin,, jazaakillahu khayr ya dek lina yang sholihah,,, ^_^

      Delete
  2. sasa tanggung jawaab..!! air mataku jadi ikut"an netes coba, ya ampunn... T--T

    ReplyDelete
    Replies
    1. duh,, 'afwan,, sini sini dihapus airmatanya,,, ^^

      Delete
  3. :)
    Disini baca cerita pernikahan yg sudah dilalui selama 9 bulan, di tab sebelah, cerita yg sudah 9 th menikah..
    Persamaaannya adalah kalian menikah ketika masih kuliah...
    Bedanya, mempelai perempuan disini ga pernah bertanya ke aku, kpn aku menikah.. disana, klo bertemu di kampus, nanyanya bukan kapan lulus, tp kapan nikah... aaaah..
    Selamat berjuang Nis... Doa kami untuk kalian...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehee,,, makasih mbak han... :"
      doa kami juga untuk mbak han, mas adam, dan hana ashil serta si dedek yang masih di kandungan... ^^ smoga dilancarkan segala urusannya ya,, dan smoga semakin sakinah mawaddah warrohmah... :")
      smoga kami bisa mencontoh mbak han dan mas adam buat jadi orangtua yang luarbiasa kelak.. :))

      Delete
  4. Assalamu'alaykum Mba Sashha, salam Ukhuwah ya mba...
    menginspirasi sekali setiap tulisan mba sasha ini, dan sering sekali membuat nangis terlebih tulisan bagian ini hehe *usapairmata* :D
    bersyukur dapat kenal mba sasha walau hanya lewat blog dan FB aja hehe...
    terus menginspirasi utk para muslimah mba, semoga kita dapat berjumpa :))
    semoga cepet lulus jadi dokternya mba :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa'alaykumussalaam...
      salam ukhuwah kembali ya ukh... ^_^
      aamiin,,, doa yang terbaik juga untuk anti.. ;)
      aslinya mana to ukh? smoga dikasih kesempatan sama Allah utk ketemu yaa.. ^_^

      Delete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. assalamualaikum mbak saa~
    makasih ya mbak sa inspirasinya, semoga terus menginspirasi banyak orang ya mbak :-)

    ReplyDelete

Punya pendapat lain? Ada tanggapan? Atau kritikan?
Yuk, budayakan komen! ;) Mari berbagi pendapat.. :)

Tinggal ketik, post comment! Nggak perlu verifikasi ;D