Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place,
Like somehow you just don't belong
And no one understands you?
Do you ever wanna run away?
Do you lock yourself in your room,
With the radio on turned up so loud,
That no one hears you're screaming?
No, you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like..
To be like me..
To be hurt,
To feel lost,
To be left out in the dark,,
To be kicked when you're down,,
To feel like you've been pushed around,,
To be on the edge of breaking down,,
And no one's there to save you..
No, you don't know what it's like,,
Welcome to my life..
Do you wanna be somebody else?
Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around?
With their big fake smiles and stupid lies,
While deep inside you're bleeding..
You don't know what it's like,
what it's like.. to be like me..
=welcome to my life; Simple Plan=
Sometimes I ask myself,, do I need some help?
I cant stand this pain,, I cant make it go away..
Im sick of this life,, I just want to scream..
How could this happen to me.. :(
Saturday, June 23, 2012
Saturday, June 9, 2012
Luka
Semua luka akan sembuh, tapi tidak semuanya akan hilang..
Beberapa luka akan menyisakan bekas—tanda bahwa sebuah peristiwa pernah ada. Memang tak ada lagi darah, nanah, daging yang koyak, atau kulit tersayat. Tapi jejak terlanjur terpacak dan manusia biasa tak bisa mengulang waktu untuk kembali ke masa lalu.
Benar, kita bisa melupakan saat-saat kita bersedih dan terluka, tetapi sakitnya tetap akan terkenang; dada yang perih, perasaan yang tak pernah cukup diwakilkan pada kata-kata. Barangkali sudah kering air mata, dan kita tak perlu menangis lagi, tetapi sensasi hangat yang menjalar di tebing pipi kita masih akan tetap terasa: saat-saat di mana kita jadi manusia yang lupa cara bicara.
Lalu pada saatnya kita akan tertidur, barangkali karena kelelahan. Dan ketika kita bangun, entah apa yang terjadi: dada kita sakit seperti baru saja dihantam ladam. Napas kita jadi berat, ada jerit yang menggumpal jadi sesak yang mengganjal di leher kita yang majal.
Sesungguhnya, di sanalah kita ingin sendiri: mengasingkan diri dari kebisingan, mengakrabi ruang-ruang hati milik kita masing-masing. Bukan untuk jadi pengecut: Kita ingin sendiri karena kita menyadari bahwa kita manusia biasa yang mungkin terluka.
Kita hanya ingin sendiri. Sendiri saja. Sesekali menangis tidak apa-apa. :)
Read more: http://www.fahdisme.com/2012/01/luka.html#ixzz1xJN5dKQC
Subscribe to:
Posts (Atom)