Allah yang mendengarnya
dan siapa tahu
Allah berkenan menyampaikannya pada yang dikagumi
suatu saat nanti
dengan caraNYA yang indah.. :)

karena rasa malu itu ada pada tiap wanita dan itu suatu fitrah.. ^_^
Ya Allah, ini hanya untukMU, saksikanlah...
tanda skenario baru harus diusung,
lembaran kertas barupun terbuka..
kita membumi, melangkah bersama,,
kita ciptakan hangat sebuah cerita..
satu alasan kenapa kalian kurekam dalam memori,
satu cerita teringat di dalam hati,
karna kalian begitu berharga dalam hidupku,,
untuk satu pijakan menuju masa depan..
saat duka bersama, tawa bersama,,
satu persatu memori terekam,
di dalam api semangat yang tak mudah padam..
kuyakin kalian pasti sama denganku,
pernah berharap agar waktu ini tak berlalu..
hmm
persaudaraan memang sebuah mu'jizat,,
wadah yang saling berikatan..
dengannya Allah persatukan hati hati kita yang berserakan..
saling bersaudara
saling merendah
lagi saling memahami..
saling mencintai dan juga berlembut hati..
ana ukhibbukunna fillah,,
aku mencintai kalian karna Allah :)
tidak hanya bahagia, tapi juga bersama ke syurga,,
insyaaLlah :)
jika aku laut, buat apa aku iri pada angin yang bisa terbang?
jika aku angin, buat apa aku iri pada tanah yang tiada berpindah?
jika aku tanah buat apa aku iri pada daun yang tumbuh ditempatku?
daun iri pada laut, laut iri pada angin, angin iri pada tanah, dan tanah iri pada daun.
hemmm, berputar kembali, lucunya hidup ini…
ah, sudahlah,
aku tak mau menjadi si sok tahu..
memangnya siapa aku?
bukankah tiada yang lebih pintar mengatur kehidupan ini selain Allah?
wahai angin, katakan pada-Nya,,
aku suka caraMU mencintaiku, Allah...
Sama seperti aku menyukai tinta dan penaMu..
“Sucikanlah nama Tuhanmu yang maha tinggi..
Yang menciptakan lalu yang meyempurnakan..
Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk..”
(QS. Al-a’la: 1-3)
Yaa Rabb...
illahi lastu lil firdausi ahla,, wala aqwa 'ala naril jahimi...
fahabli taubatan waghfir dzunubi,,
fainnaka ghafirudz dzanbil 'adzimi...
illahi 'abdukal 'ashi ataka,, muqirran bi dzunibi wa qad di'aka..
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,, wain tadrud faman narju siwaka.. T__T
Duhai Rasulullah...
Walau tiada bisa kau rasa sorot cinta kedua mataku untukmu,,
walau tiada bisa kubersamai jiwa-jiwa malaikatmu,,
sama seperti tiada bisa kusertai perang badarmu, ataupun perang-perang besarmu,
tapi kumohon,
jangan kau ragukan cintaku..
Duhai Sang Penggenggam Hujan...
walau tiada sesekali kulihat luka-lukamu atas kami,
darahmu yang mengalir, gigimu yang rompal, segala deritamu untuk kami,,
sekali lagi kumohon,
jangan kau ragukan cintaku padamu..
Ya Allah sampaikan padanya..,
jiwa ini sangat mencintainya,
jiwa ini sangat merinduinya..
Jika tiada kesempatan menemuinya disini,
izinkan kutemui ia di surgaMu yang indah...
seindah kau abadikan namanya dalam firmanMU:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Bolehkah aku meminta Tuhan?
Catatlah dahulu aku sebagai pengahafal alqur’an,,
walau kata hafidzoh tiada bersanding dengan namaku..
Sekarang ataupun nanti,
aku berjanji akan segera memenuhinya..
Suruh malaikatMU mencatatku sebagai penulis yang rahmatal lil’alamin,
walau nyata masih begitu jauh..
Entah kini ataupun kelak..
Bolehkah aku meminta Tuhan?
Catatlah dahulu taubatku sebelum kumulai maksiat-maksiatku,,
hindarkanlah dulu nerakaMu dariku, sebelum Kau hisab dosa-dosaku..
Terlalukah aku dalam pintaku?
Bukankah Engkau sendiri yang mewahyukan ini?
Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.
Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu..
Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..
Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?
Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?
Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..
Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?
Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..
**************************************
MJJ banget ya, subhanaLlah... T,T
Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.
Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena tanpa ridhamu, mustahil kuperoleh ridhaNya...
Bila beban da'wah ini terlalu berat untukmu,
janganlah berdoa agar amanah da'wah ini lepas darimu,,
tapi berdoalah agar kamu diberi pundak yang kuat untuk menahan beban..
Bila kamu merasa sendirian di da'wah ini,,
jangan berdoa agar amanah ini lepas dari diri,
yakinlah bahwa yang sedikitlah yang akan masuk SURGA..
Bila kamu lelah dalam da'wah ini dan jenuh akan da'wah ini,
kumpulkan SEMUA semangat
dan yakini
bahwa Allah SAYANG padamu,
maju dan maju terus
hingga kelelahan lelah mengejarmu.