Tuesday, December 27, 2011
sepotong kagum
Allah yang mendengarnya
dan siapa tahu
Allah berkenan menyampaikannya pada yang dikagumi
suatu saat nanti
dengan caraNYA yang indah.. :)
karena rasa malu itu ada pada tiap wanita dan itu suatu fitrah.. ^_^
Wednesday, December 21, 2011
Aku Rindu...
sama seperti aku merindukan dia...
Seperti hujan,
ia adalah cinta yang menyapa..
ia adalah bahasa langit yang menegur bumi..
Dan aku ingin bermain-main dengannya, Tuhan..
aku ingin berkecipak-cipak dengannya laksana anak-anak..
Oh Tuhan,,
jika Engkau izinkan aku bermain air hujan dengannya kelak,,
akan kukatakan padanya,
“kau berani bertaruh, air hujan ini tiada bisa membasahi tubuhku..??”
Lantas ia pasti berniat untuk menyanggah “mana mungkin..?”
tapi tiada pula terucapkan, karena sanggahannya didahului rasa penasaran atas apa yang aku lakukan.. Ia akan heran melihatku bergegas lari ke pelataran, laksana bocah-bocah kecil dengan riang kusambut hujan.
Lalu ia berkata, ”Hey, apa yang kau lakukan? Lihatlah tubuhmu yang membasah. Bagaimana mungkin tadi kau berkata air tiada bisa membasahi tubuhmu..?”
Dengan nakal aku akan menggodainya. Dengan nakal pula aku akan menjawab, “Air tiada bisa membasahi tubuhku jika aku membencimu... sebaliknya, ia akan membasahiku selama aku menyayangimu.. Dan begitulah air ini kini membasahi tubuhku.."
Dan aku membayangkan ia pasti akan tersipu malu..
Oh Tuhan,,
aku benar benar merindukan hujan,
sama seperti aku merindukan wajahnya yang tersipu malu..
Dan saat itu terjadi besok, dengan nakal akan kuingatkan ia tentang ini:
“Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada istrinya.” (HR. Ahmad)
Dan alangkah indahnya Allah memberi perumpamaan antara kau dan aku:
“… Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka…” (Q.S. Al-Baqarah: 187)
Dan jika kau bertanya pada angin, apakah aku merindukanmu?
atau pada udara, apakah aku akan setia menjadi sisian jiwamu?
maka,
dengarkanlah ini,
Bukankah tiada lengkap diriku tanpamu,
laksana sendirinya seorang pria di dalam syurga?
Bukankah engkau yang akan menggenapkan iman ini?
Jadi bagaimana mungkin aku tidak mengharapkan kedatanganmu?
Mantapkanlah tawakal-tawakal kita, untuk mengantarkan pada pertemuan yang begitu indah..
Biarkanlah tabir cinta tetap tertutup hingga ia terbuka pada waktunya..
dan untuk engkau yang memiliki sebuah nama yang tiada kuketahui,
tak usahlah mengembara dalam resah,,
apa yang membuat engkau berkelana dalam gundah?
Bukankah Tuhanmu telah menjawab dengan indah:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan bagi kamu pasangan dari jenis kamu sendiri agar kamu sakinah bersamanya dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi kamu yang berpikir.” (QS. Ar Ruum: 21)
Kata orang,,
rindu itu menyakitkan...
tapi bagiku,
rindu itu indah.. :)
Tuesday, December 13, 2011
jalan kita satu tujuan..
jalan kita satu tujuan..
Allah semata
dan memang benar,
di perjalanan yang sangat panjang ini
terkadang kita butuh menangis,
untuk mengakui betapa lemahnya kita..
dan itulah pertanda untuk berhenti sejenak,
merenungkan apa-apa yang telah terjadi,
dan apa yang harus kita evaluasi..
tapi aku yakin
saat kita jatuh,
kita hanya rebah, bukan roboh..
karna kita pasti akan segera bangkit kembali
dengan barisan yang semakin rapat.. :')
ini tentang cerita cinta kita...
tanda skenario baru harus diusung,
lembaran kertas barupun terbuka..
kita membumi, melangkah bersama,,
kita ciptakan hangat sebuah cerita..
satu alasan kenapa kalian kurekam dalam memori,
satu cerita teringat di dalam hati,
karna kalian begitu berharga dalam hidupku,,
untuk satu pijakan menuju masa depan..
saat duka bersama, tawa bersama,,
satu persatu memori terekam,
di dalam api semangat yang tak mudah padam..
kuyakin kalian pasti sama denganku,
pernah berharap agar waktu ini tak berlalu..
hmm
persaudaraan memang sebuah mu'jizat,,
wadah yang saling berikatan..
dengannya Allah persatukan hati hati kita yang berserakan..
saling bersaudara
saling merendah
lagi saling memahami..
saling mencintai dan juga berlembut hati..
ana ukhibbukunna fillah,,
aku mencintai kalian karna Allah :)
tidak hanya bahagia, tapi juga bersama ke syurga,,
insyaaLlah :)
Sunday, December 11, 2011
Aku suka caraMu mencintaiku..
jika aku laut, buat apa aku iri pada angin yang bisa terbang?
jika aku angin, buat apa aku iri pada tanah yang tiada berpindah?
jika aku tanah buat apa aku iri pada daun yang tumbuh ditempatku?
daun iri pada laut, laut iri pada angin, angin iri pada tanah, dan tanah iri pada daun.
hemmm, berputar kembali, lucunya hidup ini…
ah, sudahlah,
aku tak mau menjadi si sok tahu..
memangnya siapa aku?
bukankah tiada yang lebih pintar mengatur kehidupan ini selain Allah?
wahai angin, katakan pada-Nya,,
aku suka caraMU mencintaiku, Allah...
Sama seperti aku menyukai tinta dan penaMu..
“Sucikanlah nama Tuhanmu yang maha tinggi..
Yang menciptakan lalu yang meyempurnakan..
Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk..”
(QS. Al-a’la: 1-3)
Yaa Rabb...
illahi lastu lil firdausi ahla,, wala aqwa 'ala naril jahimi...
fahabli taubatan waghfir dzunubi,,
fainnaka ghafirudz dzanbil 'adzimi...
illahi 'abdukal 'ashi ataka,, muqirran bi dzunibi wa qad di'aka..
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,, wain tadrud faman narju siwaka.. T__T
Saturday, December 10, 2011
can't you see this wonder?
Katakan padanya, jangan kau ragukan cintaku..
Duhai Rasulullah...
Walau tiada bisa kau rasa sorot cinta kedua mataku untukmu,,
walau tiada bisa kubersamai jiwa-jiwa malaikatmu,,
sama seperti tiada bisa kusertai perang badarmu, ataupun perang-perang besarmu,
tapi kumohon,
jangan kau ragukan cintaku..
Duhai Sang Penggenggam Hujan...
walau tiada sesekali kulihat luka-lukamu atas kami,
darahmu yang mengalir, gigimu yang rompal, segala deritamu untuk kami,,
sekali lagi kumohon,
jangan kau ragukan cintaku padamu..
Ya Allah sampaikan padanya..,
jiwa ini sangat mencintainya,
jiwa ini sangat merinduinya..
Jika tiada kesempatan menemuinya disini,
izinkan kutemui ia di surgaMu yang indah...
seindah kau abadikan namanya dalam firmanMU:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Bolehkah aku meminta Tuhan?
Catatlah dahulu aku sebagai pengahafal alqur’an,,
walau kata hafidzoh tiada bersanding dengan namaku..
Sekarang ataupun nanti,
aku berjanji akan segera memenuhinya..
Suruh malaikatMU mencatatku sebagai penulis yang rahmatal lil’alamin,
walau nyata masih begitu jauh..
Entah kini ataupun kelak..
Bolehkah aku meminta Tuhan?
Catatlah dahulu taubatku sebelum kumulai maksiat-maksiatku,,
hindarkanlah dulu nerakaMu dariku, sebelum Kau hisab dosa-dosaku..
Terlalukah aku dalam pintaku?
Bukankah Engkau sendiri yang mewahyukan ini?
Ukhty,, kemana pendar cahayamu? Kami merindukanmu...
Disaat engkau tak mengambil bagian dari da'wah ini.. Maka akan makin banyak akhwat lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor..
Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm... Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah da'wah..
Ukhty..
Disaat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Akhwat-akhwat lain sebenarnya lebih kecewa darimu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu..
tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan... karena mereka sadar.. sadar bahwa kekecewaan adalah hal yang manusiawi, tapi da'wah harus selalu terukir dalam hati..
Ukhty.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. Sebenarnya, banyak akhwat di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat darimu.. Tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. Mereka memang punya alasan.. Tapi mereka tidak beralasan dalam jalan da'wah.. Untuk Allah.. Demi Allah..
Mereka.. disaat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajud.. Bukan untuk meminta sesuatu.. Tapi mereka menangis.. Curhat pada Allah.. Berharap Allah meringankan amanah mereka.. Mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang yang habis untuk membiayai da'wah...
Ukhty.. sungguh.. da'wah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berda'wah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan…
Da'wah ini berat ukhty.. Da'wah ini bukan sebatas teori.. Tapi pengalaman dan pengamalan... Tak ada kata-kata 'Jadilah..!' maka hal itu akan terjadi.. Yang ada 'Jadilah..!' lalu kau bergerak untuk menjadikannya..
Maka hal itu akan terjadi..
Itulah dakwah... Ilmu yang kau jadikan ia menjadi...
Ukhty.. Jika saudaramu selalu menangis tiap hari.. Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? Meminjam bahumu..? Berkumpul dan berjuang bersama-sama..? Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. Untuk berterima kasih padamu.. Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
"Ya Allah.. Terimakasih sudah memberi saudari seperjuangan kepadaku.. Demi tegaknya perintah dan larangan-Mu... Kuatkanlah ikatan kami..."
"Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.."
"Ya Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.."
"Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu.. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu.. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu."
"Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah.. Dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.."
Kami merindukanmu ukh..
#Senin, 21-11-2011
Renungan kegalauan sehabis ujian.. -,-
Wednesday, December 7, 2011
Untukmu Gaza, Palestina...
Mereka adalah gelombang kebaikan
Nadi dalam setiap perjuangan
Untuk saudaraku Palestina kukabarkan kepada kalian
Di sini kami rindu…
Tidak akan pernah putus doa ini untukmu
Semangat ini akan terus membara membelamu
Tidak akan pernah mati…
Engkau tahu…anak-anak kecil kami
Ya… Mujahid Mujahidah cilik berlipat-lipat semangat
Panji-panji dalam genggaman
Kibarkan dengan gagahnya
Palestina… Palestina..!!
Takbir mereka… ALLAHU AKBAR
Adalah suntikan energy tanpa batas
Energi yang menghidupkan jiwa
Energi yang membangkitkan gelora
Keberanian untuk melawan
Kami tahu saudaraku
Penderitaan kalian, Semangat kalian, Keberanian kalian…
Terlalu dahsyat untuk dibandingkan
Perjuangan kalian, Mujahid Mujahidah yang tak pernah menyerah
Adalah Inspirator sejati bagi semangat kami
Untuk saudaraku Palestina
Lawan Zionis Israel laknatullah
Intifadhah… intifadhah…
Perjuangan batu-batu dan seruan suci
Menantang tank-tank bangsa ‘pecundang’
Bangsa bar-bar yang hanya memiliki nafsu binatang
Keyakinanmulah saudaraku
Ya.. keyakinanmu akan janji Allah
Janji sebuah kemenangan
Menjadikan batu-batu sedahsyat jutaan detonator yang siap diledakkan
Seruanmu merontokkan sendi-sendi kesombongan
dan keangkuhan peluru-peluru tentara ‘pengecut’
Untuk saudaraku Palestina
Ribuan cahaya.. bahkan jutaan… bahkan tak terhingga banyaknya
Siluet cahaya syahid syahidah Palestina menghiasi bumi para Nabi
Siluet cahaya yang setia menggetarkan Arsy Illahi
Gaza.. Palestina di sini kami rindu!!
Dimana rumahmu Nak?
Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.
Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu..
Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..
Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?
Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?
Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..
Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?
Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..
**************************************
MJJ banget ya, subhanaLlah... T,T
Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.
Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena tanpa ridhamu, mustahil kuperoleh ridhaNya...