jika aku laut, buat apa aku iri pada angin yang bisa terbang?
jika aku angin, buat apa aku iri pada tanah yang tiada berpindah?
jika aku tanah buat apa aku iri pada daun yang tumbuh ditempatku?
daun iri pada laut, laut iri pada angin, angin iri pada tanah, dan tanah iri pada daun.
hemmm, berputar kembali, lucunya hidup ini…
ah, sudahlah,
aku tak mau menjadi si sok tahu..
memangnya siapa aku?
bukankah tiada yang lebih pintar mengatur kehidupan ini selain Allah?
wahai angin, katakan pada-Nya,,
aku suka caraMU mencintaiku, Allah...
Sama seperti aku menyukai tinta dan penaMu..
“Sucikanlah nama Tuhanmu yang maha tinggi..
Yang menciptakan lalu yang meyempurnakan..
Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk..”
(QS. Al-a’la: 1-3)
Yaa Rabb...
illahi lastu lil firdausi ahla,, wala aqwa 'ala naril jahimi...
fahabli taubatan waghfir dzunubi,,
fainnaka ghafirudz dzanbil 'adzimi...
illahi 'abdukal 'ashi ataka,, muqirran bi dzunibi wa qad di'aka..
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,, wain tadrud faman narju siwaka.. T__T
No comments:
Post a Comment
Punya pendapat lain? Ada tanggapan? Atau kritikan?
Yuk, budayakan komen! ;) Mari berbagi pendapat.. :)
Tinggal ketik, post comment! Nggak perlu verifikasi ;D