Pages

Thursday, February 6, 2014

Bagaimana bila aku rindu pada mereka?

Mengutip salah satu puisi dalam buku kedua saya yang judulnya "Pintu Hati Pintu Langit"..
".....
Ada yang rindu...
Ia membisikkannya melalui sarana imaji
Melayangkan segenap prihatin akan jawaban yang terdiam,
membeku

Kesekian kali menanyakan
Ia rindu, katanya

Begitukah adanya tatapan mata yang menipu?
Tersenyum,
lantang menyirat ketiadaan
Sementara asa yang nyata adalah harapan

Beginikah yang menjadikan keengganan serupa permintaan
akan jawaban berbalut rindu?

Seperti ombak yang menghempas karang
Rindu tebal yang ganas
Tak habis tercurahkan sampai runtuhnya perkasamu

Seperti pena yang berdebu
Dan kertas yang menguning
......"
-Annisa Fitriani

Dan sekarang, lagi-lagi saya rindu...
Yang pertama jelas ke suami ya... hehehe... lama banget nggak liat beliau, terpisah jarak dan waktu. Masih setia menanti kabar kapan kepulangan beliau.

Yang berikutnya,, saya tujukan kepada mereka...

Mereka, sahabat-sahabat yang dulu dalam lingkaran yang sama...
Meskipun telah terpisah tempat menimba ilmu,, 
meski terkendala jadwal yang sering sekali bertubrukan,
tapi selalu saja berkumpul dengan mereka terasa seperti *kembali ke rumah*...

Mereka, rekan-rekan yang dulu bersama-sama membangun jalan cinta ini, jalan cinta dakwah..
Dengan sedikit sekali orang yang mau ikut andil bersama mereka,
dengan tak berhenti bekerja walau hasilnya belum terlihat di dunia,
toh yang diutamakan memang hanya istana di syurga Allah..

Mereka, yang waktu dan raga rela saya korbankan untuk bisa berpeluh dan berlelah-lelah bersamanya..
Tak peduli siang terik ataupun malam larut,
tak masalah entah hari kuliah ataupun hari libur,
seakan raga ini tak ada habisnya untuk digunakan beribadah bersama mereka..

Mereka, yang meski kadang terpisah jarak dan waktu, tapi selalu terasa rekat di hati..
Mereka, keluarga dakwah sekolahku....

Ingat sekali, dulu, ketika kaki ini sedang sedikit tertatih di jalanNya,
air mata jatuh sesenggukan,
seorang mbak berkata,

"ya.... memang seperti ini.... memang kita tidak seperti mereka, yang bersinar dengan hingar bingar kemewahan kampus... yang berdiri di depan dan memimpin pasukan elit di gerakannya.. yang bisa berjalan dengan kepala yang tertegak dan membusungnya dada, karna setiap langkah kakinya menjadi percontohan untuk diikuti.. yang slalu mendapatkan tepuk tangan serta pujian untuk berbagai aksi dan kesibukan yang dilakukan...
tapi mereka tak seperti kita... yang bisa terselamatkan dengan sifat qonaah karna tak perlu berebut hingar bingar kekuasaan... yang terjaga dari kesombongan hati karna setiap yang kita lakukan akan selalu terorientasi kepada Allah, karna kita tak punya kepentingan dunia yang merusak jalan kerja kita.. yang memang akan selalu ada di balik layar, namun akan menjadi orang yang tersenyum paling indah ketika bibit-bibit yang diperjuangkan mulai terlihat pesonanya..."

Dan saya dulu hanya bisa menangis... kalimat beliau praktis menjadi pengingat dan penguat ketika diri ini jatuh ke titik yang lebih bawah.

Saya sangat mencintai mereka,, apakah mereka juga?
Saya sangat rindu dengan mereka,,, begitu jugakah dengan mereka?

Seandainya boleh memilih, dan saya memang sudah pernah memilih,
tak pernah ada sedikitpun bayangan jika saya harus berpisah dengan mereka..

Bahkan dulu pernah berkata kepada murobbi bahwa saya lebih baik tetap disana daripada lahan dakwah manapun yang selainnya.

Tapi yang namanya takdir Allah, bukankah Ia yang memilihkan, dan bukannya kita?

Sekali lagi,,, ketika sudah seperti ini,,,, apa yang harus saya lakukan bila saya ingin kembali?
bagaimana....bila... saya... rindu....?

Ah, jangankan saya, Rasulullah saja rindu kok.....
“Mereka adalah umatku kelak, yang mana mereka belum pernah melihat wajahku, belum pernah bertemu denganku, belum pernah berbincang-bincang denganku, tetapi mereka sangat merindukanku dengan tulus, ikhlas dan penuh rasa hormat kepadaku...

mereka adalah orang-orang yang melanjutkan perjuanganku dan tidak jarang pula mereka meneteskan air mata karena menahan rindu yang sangat kepadaku, 
aku rindu kepada mereka dan aku ingin bertemu dengan mereka…”

Kalian, para calon penghuni syurga,
dimanapun berada dan sedang apapun sekarang,
semoga slalu berada dalam lindungan dan cahaya dari Allah.... :"

Karna Tuhan tak pernah tidur, apalagi mendengkur!
semua ini jelas-jelas telah Tuhan ukur
mungkin dengan begini kita kan tahu bersyukur
mungkin dengan ini kita takkan pernah takabur

Karna satu persatu, seiring berjalannya waktu,
kita akan tahu sebenarnya yang Tuhan Mau
Tuhan ingin kita jadi manusia yang tangguh
Tuhan ingin agar kita tak mudah tuk mengeluh,
-Karena Tuhan Tau Kita Mampu-

Walladziina yu’tuuna maa aataw wa quluubuhum
wajilatun annahum
ilaa rabbihim raaji'uun.

ukhibbukum fillah.. lillah..